get app
inews
Aa Text
Read Next : Gavriel Novanto dan BAKTI Komdigi Serahkan Bantuan Internet pada Jemaat GMIT Imannuel Oesao

Seribu Harapan Cegah Kekerasan pada Anak HIV AIDS dan Bebaskan dari Jerat Zat Adiktif

Jum'at, 01 November 2024 | 14:37 WIB
header img
Sosialisasi Pencegahan Kekerasan terhadap anak korban HIV/AIDS dan Zat Adiktif, dengan tema “Dukung Mereka, Bukan Lukai Mereka; Sayangi Anak Korban HIV/AIDS dan Zat Adiktif. Foto : Ist

Selain itu, pendampingan psikososial perlu diberikan untuk mendukung kesejahteraan psikologis anak, serta memastikan mereka mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak, termasuk untuk anak yang terkena HIV/AIDS. Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi anak, sehingga pendidikan dan pelatihan bagi orang tua harus dilakukan agar mereka dapat memahami kebutuhan anak secara mendalam. Kolaborasi antara berbagai sektor kesehatan, pendidikan, hukum, agama dan sosial sangat diperlukan untuk menciptakan perlindungan yang efektif bagi anak-anak kita, memastikan bahwa mereka tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung.

Perkembangan anak dimulai sejak periode prenatal, di mana nutrisi dan kebiasaan ibu memengaruhi risiko penyalahgunaan zat di masa depan. Pada masa bayi, nutrisi, kesehatan, dan hubungan erat dengan pengasuh penting untuk membangun "self-regulation" yang berfungsi sebagai pelindung dari risiko penyalahgunaan zat. Di tahap prasekolah.

" Kedekatan dengan orang tua mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak, sementara kurangnya perhatian dari orang tua dengan masalah psikologis meningkatkan risiko perilaku menyimpang. Ketika anak mulai sekolah, kesiapan mengikuti aturan dan target akademik membantu anak beradaptasi di lingkungan baru” Papar Koordinator Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi NTT, dr. Daulat A. D.  Samosir. 

Terkait faktor internal, seperti kecerdasan dan temperamen yang mudah beradaptasi, membantu anak menghadapi lingkungan dengan lebih baik. Adiksi narkoba pada remaja sering kali berakar pada faktor risiko yang terbentuk sejak dini. Misalnya, faktor risiko prenatal seperti paparan alkohol atau tembakau, dan stres kronis yang dialami anak selama masa perkembangan bisa menjadi dasar perilaku penyimpangan di masa dewasa.

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut