Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengembangkan sikap saling mencintai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam konteks pembangunan Indonesia 2045, pencapaian ekonomi yang maju dan berkelanjutan serta pembangunan yang merata dan inklusif sangat penting. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik, ditunjang oleh status gizi yang optimal, akan meningkatkan produktivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis pada anak, memiliki dampak luas terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar. Di Nusa Tenggara Timur, stunting telah menjadi bencana kemanusiaan yang mempengaruhi generasi muda, menurunkan produktivitas kerja, dan menghambat pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2024, kemiskinan ekstrem di provinsi ini diperkirakan mencapai 2,82%, menurun dari 3,93% pada tahun 2023, namun masih menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap isu gizi dan kesehatan.
Kampanye edukatif yang berlangsung di Aula SMKN 1 Kupang ini diisi dengan adanya kuis kepada seluruh peserta yang dipandu oleh France Abednego Tiran, selaku Kepala Bidang Perlindungan Khusus Anak (PKA) Dinas P3AP2KB Provinsi NTT, bagi yang menjawab benar diberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif dari siswa-siswi SMKN 1 Kupang.
Aksi kolaborasi Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting Provinsi NTT, telah melakukan kegiatan aksi Desa B2SA, dengan memerhatikan Air Bersih, Pemberdayaan Perempuan, Sanitasi Lingkungan, Pola Asuh, Pemberian Makanan yang tercukupi Tambahan, Orang Tua Asuh, Anting – Berlian (Atasi Stunting Bersama Lindungi Anak). Dengan sosialisasi pangan lokal NTT (jagung, aneka ubi, Aneka kacang, protein hewani dan nabati); edukasi (Siswa, Mahasiswa, Guru, Dosen); pemberdayaan UMKM pangan lokal; partisipasiForkopimda,BUMD/BUMN/Asosiasi/NGO.
Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting merupakan ajakan moral bagi setiap komponen masyarakat Nusa Tenggara Timur untuk lebih berperan aktif dalam semangat kerja kolaboratif dalam rangka menangani stunting di Nusa Tenggara Timur. Kerja ini harus nyata dan dilaksanakan secara masif.
Editor : Sefnat Besie