KUPANG,iNewsTTU.id-- Penjabat Bupati (Pj) Kupang, Alexon Lumba, tidak dapat menyembunyikan kemarahannya atas insiden penganiayaan yang mengguncang Puskesmas Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam sebuah tragedi yang mengejutkan dunia kesehatan, seorang dokter, dr. Everd, diserang oleh dua rekan kerjanya yang mabuk minuman keras jenis sopi.
Peristiwa ini bukan hanya sekadar tindakan kriminal, tetapi juga sebuah pengkhianatan terhadap misi mulia dunia medis. "Saya sudah telepon Pak Kapolsek agar kasus pengeroyokan dokter itu menjadi atensi dan tolong percepat kasus tersebut karena itu merupakan tindak pidana," tegas Alexon Lumba dengan nada suara penuh kegeraman saat ditemui di kantornya pada Senin (10/06/2024).
Kekurangan tenaga medis di Kabupaten Kupang telah menjadi tantangan berat bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab). Dalam kondisi seperti ini, keberadaan setiap dokter sangat berharga. "Kabupaten Kupang masih sangat kekurangan dokter. Mumpung sudah ada dokter, maka harus bersyukur mereka mau untuk mengabdi," ungkap Alexon dengan nada getir, mencerminkan betapa sulitnya situasi yang dihadapi.
Ironisnya, penganiayaan ini terjadi di tengah perjuangan Pemkab untuk mendatangkan tenaga medis yang bersedia mengabdi di wilayah terpencil. "Saya sudah tegaskan kepada Pak Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan untuk menjaga sehingga kejadian tersebut tidak terulang kembali," lanjutnya dengan tegas.
Kekerasan ini tidak hanya meninggalkan luka fisik pada dr. Everd, tetapi juga luka batin yang mendalam. Trauma yang dialaminya membuat dr. Everd enggan kembali bertugas di Puskesmas Lelogama. Alexon telah meminta Kadis Kesehatan Kabupaten Kupang untuk menarik dokter tersebut dari lokasi kejadian demi keselamatannya.
"Sehingga proses hukum tetap berlanjut, karena Pak Kapolsek sampaikan bahwa hari ini hasil visumnya sudah diambil," terang Alexon, menunjukkan tekadnya untuk memastikan keadilan ditegakkan.
Lebih lanjut, Alexon berjanji bahwa para pelaku, yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN), akan mendapatkan sanksi tegas. Namun, ia menyatakan perlu mempelajari kasus ini secara menyeluruh sebelum mengambil tindakan lebih lanjut. Ia juga menegaskan akan memanggil Kepala Puskesmas Lelogama untuk meminta penjelasan terkait tindakan yang telah diambil.
"Saya panggil kapusnya (Kepala Puskesmas) untuk tanyakan, dia sudah ambil tindakan apa karena sampai dengan saat ini dia belum laporkan ke saya. Sebagai bawahan, maka setiap kejadian harus laporkan kepada saya," tegasnya dengan nada yang penuh otoritas.
Sementara itu, dr. Everd yang masih trauma, melihat pelaku penyeroyokan masih berkantor secara normal meskipun telah dilaporkan ke polisi. Situasi ini semakin menambah penderitaannya, membuatnya ragu untuk kembali mengabdi di tempat ia seharusnya merasa aman dan dihargai.
Kisah tragis ini menggambarkan betapa rapuhnya sistem kesehatan di daerah terpencil dan pentingnya perlindungan bagi tenaga medis yang bekerja di garis depan.
Editor : Sefnat Besie