"Satu tangki harganya Rp120.000. Di sini tidak sumber mata air," ujar Theresia.
Theresia mengaku senang, sebab saat ini warga sudah sedikit terbantu dengan kehadiran sumur bor yang dibangun desa setempat.
Kepala Dusun Magedoa Hanita Maria Andiawa Doagete menuturkan, sekitar empat tahun lalu pemerintah provinsi membangun sumur bor melalui program Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT).
Namun sumur tersebut hanya dimanfaatkan warga selama satu tahun lebih karena mengalami kendala teknis. Sejak saat itu warga kembali mengalami kesulitan.
Hanita mengungkapkan, saat ini pemerintah desa telah membangun satu sumur bor, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas. Tidak semua rumah bisa menikmati air itu.
"Di dusun saya 96 rumah. Tapi baru beberapa rumah yang bisa terlayani dengan air sumur bor. Harapannya ke depan semua rumah bisa terlayani.
Warga sangat senang dan gembira mereka tidak sulit lagi dapat air di wilayah mereka warfa mengucapkan banyak Terima kasih kepada Presiden jokowidodo yang telah membantu warga melalui kementerian desa yang menbatu menyediakan dana untuk pembangunan sumur bor di wilayah mereka.
Editor : Sefnat Besie