Maksimus mengaku, masih ada sisa uang yang belum diberikan oleh KMPS namun sejak januari hingga saat ini, ketua KMPS sulit dihubungi, bahkan nomor handphone juga sudah tidak aktif lagi.
Vinsensius Tefa salah satu tukang lainnya mengaku dirinya dan tukang lain sudah menuntaskan pekerjaan pembangunan rumah sejak 2 bulan lalu, namun hingga saat ini, upah yang diterima oleh Vinsensius dan rekan sebesar Rp11,2 juta.
"Kami minta pemerintah fasilitasi kami sehingga kami punya upah bisa terima utuh tidak setengah saja, kalau setengah saja kami tidak akan terima, kami capek betul kerja ini,"Ungkapnya.
Para tukang mengancam, jika upah mereka tidak segera dibayarkan, mereka akan menyegel 8 unit rumah bantuan yang telah mereka kerjakan hingga upah mereka dibayarkan.
Editor : Sefnat Besie