KUPANG,iNewsTTU.id- Musim hujan seperti saat ini merupakan hal yang paling dinantikan penduduk RT 015/RW 008 serta seluruh warga Kelurahan Nunbaun Delha, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, hal ini dikarenakan Gua Jepang atau yang biasa disebut Gua Meriam oleh warga sekitar mulai dipenuhi air sehingga menjadi pemandian alam yang asyik untuk dinikmati.
Seperti terpantau iNews.id, Sabtu ( 07/01/2023), Goa Jepang ini merupakan satu-satunya gua jepang di Kelurahan Nunbaun Delha yang telah di inventaris oleh Balai Pelesatrian Cagar Budaya Bali. Gua ini mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat, dari jalan raya masuk ke perumahan penduduk sekitar 200 meter.
Di mulut gua ini terdapat sebuah meriam pertahanan Perang Dunia II, tak hanya itu di depan gua juga dibuatkan saluran air untuk menyalurkan genangan air dari dalam gua pada musim hujan.
Lokasi gua meriam ini berada di lahan milik perorangan bernama Agustinus Dewa yang juga menjaga cagar budaya ini.
Ketua RT 015/ RW 008, Thomas Edison Usmany mengatakan setiap musim penghujan tiba, air akan memenuhi permukaaan gua karena ada beberapa mata air besar yang pecah dan mengeluarkan debit air, tak ayal kondisi ini langsung menjadi lokasi wisata pemandian bagi warga sekitar.
" Jadi memang setiap musim penghujan, air akan memenuhi permukaaan gua meriam ini, karena ada beberapa mata air besar yang pecah dan air pasti memenuhi gua ini, maka warga sekitar sini, terutama anak- anak dan pemuda akan langsung memanfaatkan lokasi ini menjadi kolam pemandian," Ujarnya.
Melyana Dami salah seorang pemudi menambahkan dirinya dan teman- temannya sering menghabiskan waktu bermain air di lokasi gua ini saat musim hujan tiba, karena airnya yang jernih dan lokasinya yang sejuk karena lingkungan sekitar gua banyak ditumbuhi pohon.
" Kami pemuda- pemudi dan anak- anak di lokasi ini sering mandi di gua ini karena airnya bersih apalagi kondisi alamnya sejuk karena ada banyak pepohonan dan gua ini menjadi spot favorit kolam pemandian dengan nuansa alam," jelas Yana sapaan akrabnya.
Adapun kondisi gua masih dalam keadaan utuh, material terbuat dari batu kapur dengan lebar mulut goa 246 cm, Tinggi 140 cm dan pada bagian dalam gua terdapat sebuah lorong di bagian kanan gua, dengan lebar lorong sekitar 108 cm dan tinggi 170 cm. Setelah masuk ke lorong pertama, menuju kearah utara kemudian terdapat lorong kedua pada bagian kiri yang memiliki lebar 95 cm dan tinggi 150 cm, yang masih kokoh hingga saat ini dari tahun sekitar 1942. (*)
Editor : Sefnat Besie