Kebijakan Cukai Plastik Akhir Tahun Diprotes INAPLAS

JAKARTA, iNewsTTU.id--Wacana cukai produk plastik dan minuman berpemanis pada 2022 dikritik Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (INAPLAS).
Fajar Budiono, Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (INAPLAS) mengaku wacana itu menjadi kado pahit bagi INAPLAS.
"Sejatinya kami tidak setuju ini diterapkan karena dasar hukum secara akademiknya tidak masuk. Masih kontroversi karena hal ini juga tidak menyelesaikan masalah lingkungan,” tegasnya dalam Market Review IDX, Kamis (15/12/2022).
Ia menilai, apabila target pemerintah untuk mengatasi permasalahan lingkungan maka yang sebenarnya harus diperbaiki adalah pengelolaan sampah di level masyarakat yang sampai hari ini masih membuang sampah sembarangan.
Katanya, apabila ini diterapkan karena akan berdampak pada penggunaan mesin-mesin produksi. Sebab ada mesin yang dikenakan cukai dan ada yang tidak.
“Kedua, ekonomi juga lagi susah ini, sudah hampir setengah tahun barang jadi kami susah keluar dari Gudang. Permintaan juga lagi lesu, pertumbuhan tahun ini yg targetnya 4,5 tidak bisa kita capai paling-paling 4,2 persen saja yang bisa kita capai. Yang pasti tahun depan target pertumbuhan di industri plastik jauh dibawah 4 persen,” tuturnya.
Fajar pun berharap pemerintah menunda pengenaan cukai plastik ini untuk membangkitkan kembali industri plastik yang saat ini masih dalam tahap pemulihan.
“Kalau tidak maka kita akan tengkurap lagi. Karena di bisnis ini banyak sekali tenaga kerja yang terlibat terutama pemulung paling banyak,” pungkasnya.
Editor : Sefnat Besie