Ia menjelaskan, selain anak babi yang tidak layak untuk pengadaan, tempat penampungan dirumah Kaur Keuangan Desa Bijeli Juan Boisala tidak diperbolehkan untuk masyarakat lihat dan memilih sendiri ternak babi yang diinginkan.
"Ada yang sudah dibagikan 3 hari lalu dan ada yang baru dibagikan kemarin. Ternak babi yang mau dibagikan juga mereka (Pemdes Bijeli) sembunyikan tempat tampungan," jelasnya.
Menanggapi hal tersebut Penjabat Kepala Desa Bijeli Fransiskus Kosat membenarkan adanya sejumlah kematian ternak babi dan pihaknya berjanji akan menggantikan ternak babi yang mati kepada masyarakat pada tahap berikutnya pada bulan Desember mendatang.
Nanun dirinya membantah jika babi yang dibeli dengan harga Rp.1.500.00 dan per ekor Rp1.300.000 dengan total anggaran yang dikucurkan kurang lebih Rp135,2 juta.
Dirinya menjelaskan sebanyak 104 ternak babi hasil pengadaan bersumber dari anggaran dana desa tahun 2022 dan ditujukan kepada sejumlah penerima bantuan yang dianggap kurang mampu.
"Benar ada 5 ekor babi yang mati. Sudah 99 ekor babi yang dibeli dan sisa 5 ekor babi sehingga total bantuan ini sebanyak 104 ekor dan 1 ekor per kepala keluarga (KK)," jelas Fransiskus yang dikonfirmasi wartawan di rumahnya, Selasa, (29/11/22).
Namun, jelasnya lebih lanjut, pihaknya hanya akan menggantikan ternak babi yang mati dalam jangka waktu 3 hari berdasarkan pembacaan himbauan dan yang melebihi batas waktu tersebut akan dipertimbangkan.
"Pemdes akan menggantikan anak babi bantuan yang mati didalam jangka waktu jaminan 3 hari sehingga yang sudah lewat dari masa jaminan 3 hari ini masih di pertimbangkan karena sebelum pembagian juga sudah dibacakan," tutup Fransiskus
Editor : Sefnat Besie