KUPANG, iNewsTTU.id--Kisah sukses Siprianus Asuat pelaku UMKM yang Berhasil meraih omset puluhan juta perbulan dari bisnis tanaman Kelor (Moringa olifeira) yang dijalaninya selama ini.
Siprianus yang merupakan pendiri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)di Desa Inbate, kecamatan Bikimo Nilulat, Kabupaten Timur Tengah Utara, Provinsi NTT.
Tanaman Kelor ditangannya diolah menjadi Produk Teh dan Tepung dengan lebel "Kalorin yang artinya Kelor Inbate " Usaha Tanaman Kelor berkembang berkat kerjasama dan bantuan Dapur Kelor binaan Dekranasdas NTT.
Lanjut dia, Selain sebagai pelaku UMKM ia juga memiliki lahan pertanian tanaman Kelor seluas 2 Hektar. Usaha kelor mulai digelutinya sejak tahun 2016, Namun baru dikenal luas pada Tahun 2021.
"Produk Teh dan Tepung Kelorin sudah bekerjasama dengan Dinas Perindustrian untuk mengurus proses izin dari Balai POM."Ujarnya
Dari usaha tanaman Kelor yang ditekuninya telah memberikan dampak ekonomi bagi Masyarakat dua Kecamatan di kabupaten TTU.
Sebelumnya dirinya masih mengambil kelor yang tumbuh liar di wilayah di Desa Inbate, namun saat ini telah membuka kebun Kelor dari dua Kecamatan karena hasil produksi meningkat. Untuk rumah produksi Kelorin telah memiliki 21 Karyawan terdiri dari pelajar, pemuda dan orang tua.
"Saat ini Produksi setiap bulan untuk teh kelor sebanyak 400 bungkus dan tepung kelor 500 bungkus, untuk pemasaran Produk Teh kelor isi 30 saset dijual dengan harga Rp 30 ribu. Tepung kelor berat 100 gram dijual dengan harga Rp 40 ribu, Hasil produksi sudah dijual di Jabal Mart dan Apotik Surya Farma di Kabupaten TTU."sebut Siprianus
Dibeberkan Seprianus, dirinya mengenal dapur kelor pada tahun 2019. Setelah ada izin Balai POM, ada seorang ibu dari Dinas Perindustrian NTT memfasilitasinya dengan dapur kelor kemudian didaftarkan ke Dekranasda NTT.
Pada tahun 2019 dia dapat bantuan dari Dinas Perindustrian NTT berupa mesin tepung berkapasitas 6 kg lalu pada tahun 2021 dapatkan bantuan 5 unit mesin pengering dari Dekranasda NTT untuk mendukung produksi kelor.
"Hasil Bantuan dari dapur Kelor dan dekranasda NTT ini sangat membantu usaha kami dan meningkatkan perekonomian Masyarakat." tandasnya.
Dari Usaha kelor, Keuntungan sebulan Rp 30 juta, biaya itu dapat diguanakan untuk biaya melanjutkan kuliah anaknya. Selain itu, ada dua karyawannya dapat menyekolahkan dua anaknya, Masuk SMA, dan Perguruan tinggi di Kupang, lalu peningkatan rumah produksi kalorin dan bisa membeli satu unit kendaraan yang akan digunakan untuk mendukung usahanya.
Direktur PT. Moringa Wira Nusa sekaligus Founder Dapur Kelor, Ir.H Dedi Krisnadi, Mengatakan Program Kelorisasi buat Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat kini sudah berbuah manis.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dapur Kelor, setiap bulannya program kelorisasi memiliki dampak ekonomi yang luar biasa untuk rumah tangga dan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di NTT.
"Dapur Kelor selama ini mengambil dari 36 sentra pengolahan, ditambah 14 petani mitra yang merupakan binaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT."ujarnya
Lanjut Dedi, pada bulan Juli 2022, kelor yang berhasil diproduksi sudah mencapai 3,8 ton kering Jumlah ini lebih tinggi dari beberapa bulan sebelumnya. Dari jumlah ini, Dapur Kelor sudah bisa memenuhi kebutuhan akan kelor bagi 16.000 jiwa.
"Kita menargetkan mulai bulan September nanti produksi Kelor kita bisa mencapai minimum 7,2 ton per bulan. Target ini ditetapkan dengan dasar bahwa peralatan produksinya sudah didistribusikan ke sentra-sentra produksi yang ada,"Kata Dedi
Menurut Dedi, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sudah memiliki gagasan yang sangat bagus tentang pemanfaatan kelor ini, Ia juga sangat bersyukur karena Bunda Julie Sutrisno Laiskodat melalui Dekranasda NTT dan Tim Penggerak PKK mampu menerjemahkan gagasan Gubernur NTT dan berkolaborasi dengan berbagi pihak
"Melalui Dekranasda NTT dan TP PKK telah melakukan pendampingan dan pemberdayaan pengelolaan kelor sebanyak 14 Kelompok mitra binaan petani Dekranasda NTT dan TP PKK."pungkasnya.
Editor : Sefnat Besie