Menurutnya, sosialisasi ini difokuskan pada tiga tujuan utama:
-Meningkatkan Pengetahuan: Memberikan informasi akurat mengenai cara penularan, pencegahan, dan penanganan awal Rabies dan HIV/AIDS.
-Membangun Kesiapsiagaan: Memperkuat kapasitas dan koordinasi antarinstansi dan masyarakat dalam merespons cepat kasus penyakit menular.
-Mendorong Kesadaran Lintas Batas: Menyadarkan pentingnya menjaga protokol kesehatan dan keamanan, baik dari sisi manusia maupun hewan, mengingat tingginya mobilitas di area PLBN.
Libatkan 100 Peserta dari Seluruh Elemen Perbatasan
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Camat Wini ini mendapat partisipasi aktif dari 100 orang yang merupakan perwakilan dari seluruh pemangku kepentingan di wilayah perbatasan.
Peserta yang terlibat mencakup pilar penting di perbatasan, termasuk:
-Pihak Pemerintahan dan Keamanan: Camat Insana Utara, Kapolsek Wini, Danramil Wini, dan Kepala PLBN Wini.
-Kesehatan dan Karantina: Koordinator Karantina Kesehatan, Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Kepala Puskesmas Wini, dan Kader Posyandu.
-Masyarakat: Tokoh Agama, BPD, Pemuda Gereja (Mudika/OMK) dan Remaja Masjid, hingga Siswa/i SMK Perikanan Wini, serta masyarakat umum Desa Humusu Wini.
Kolaborasi yang terjalin antara Palang Merah dari dua negara ini diharapkan dapat menjadi fondasi kuat untuk memperkuat sinergi dan memastikan wilayah perbatasan TTU tetap aman dan terlindungi dari penyebaran penyakit yang berpotensi menjadi wabah.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait
