Krisis Air dan Ancaman Kelaparan Hantui Lima Desa di Sikka Imbas Erupsi Lewotobi Laki-laki

Joni Nura
Warga sikka, NTT mulai krisis air Imbas Erupsi Lewotobi Laki-laki. Foto: Joni Nura/iNewsTV

MAUMERE, iNewsTTU.id – Dampak erupsi hebat Gunung Lewotobi Laki-laki pada Senin (7/7) lalu kian terasa di Kabupaten Sikka. Meskipun lokus gunung berapi berada di Kabupaten Flores Timur, letusan dengan tinggi kolom abu mencapai 18.000 meter di atas permukaan laut itu telah menyebabkan krisis air bersih dan ancaman kelaparan di lima desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka.

Kelima desa yang paling terdampak, yakni Kringa, Hikong, Ojang, Timutawa, dan Udekduen, diguyur abu vulkanis, pasir, dan kerikil. Hujan material vulkanis yang terjadi begitu cepat ini membawa dampak serius pada kesehatan, ketersediaan air bersih, serta pasokan bahan makanan segar seperti sayur-sayuran.

Tercekik Abu Pekat dan Bau Belerang

Warga melaporkan bahwa erupsi kali ini terasa jauh lebih besar dari sebelumnya dan terjadi sangat cepat, sekitar 30 menit lamanya. "Kami merasa terkepung oleh abu yang pekat dan bunyi kerikil yang jatuh di atap rumah," ujar salah seorang warga.

Setelah diguyur kerikil, bau belerang yang menyengat membuat warga kesulitan bernapas. Pepohonan dan sayur-sayuran di sekitar rumah pun tertutup abu tebal. "Kita tidak bisa dapatkan sayur segar. Kalau mau makan kami cuci berkali-kali," keluh warga.

Selain sayuran, masalah krusial lainnya adalah air minum yang sudah terkontaminasi abu vulkanis.

Keluhan Warga: Air Terkontaminasi dan Antrean Pasokan

Maria Avila Toa, salah satu warga Desa Kringa, mengungkapkan kesulitan air yang sudah lama mereka alami, dan kini diperparah oleh erupsi.

"Di Desa Kringa selama ini warga mengalami krisis air. Kadang sampai tiga hari baru keluar. Saat erupsi kami hanya bisa pasrah dan berharap pada pemerintah," tuturnya.

Ia menambahkan, dirinya dan warga lainnya kerap mengonsumsi air yang sudah terkontaminasi abu vulkanis. "Meskipun sudah dimasak hingga mendidih, kami sering mengalami sakit perut," ungkap Maria.

Sejauh ini, pihak BPBD telah menyalurkan air bersih dan membagikan masker bagi masyarakat Desa Kringa dan sekitarnya. Namun, warga harus tetap mengantre di pinggir jalan untuk mendapatkan pasokan air bersih yang akan digunakan untuk memasak dan kebutuhan sehari-hari.

Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada Level IV (AWAS), level tertinggi, menandakan potensi bahaya yang masih sangat tinggi.

 

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network