Setiap hari Rabu, Adriana memulai perjalanannya sejauh 71,7 km dari Malaka dengan waktu tempuh menggunakan bus selama 1 jam 52 menit. Ia tiba jam 1 siang di Pasar Maubesi, Kecamatan Insana Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT dan mulai berjualan hingga pukul 09.15 atau pukul 21.15 wita malam saat pasar mulai sepi.
Pasar Tradisonal di Maubesi ini, biasanya baru beroperasi untuk umum pada keesokan harinya atau tepatnya di Hari Kamis, namun sejak Rabu Sore, banyak pedagang sudah memadati pasar yang berjarak 17, 6 kilometer dengan waktu temput 25 menit dari ibu kota Kefamenanu.
Penganan putak bakarnya ia jual enam lempeng seharga Rp10.000. Khusus untuk putalaka mentah, ia jual satu ikat seharga Rp35.000 dengan berat sekitar 1,5 kilogram.
Proses pembuatan kue putak di Pasar Maubesi, oleh Adriana Hoar Leki, (55) Foto: iNewsTTU.id/Sefnat Besie
Putalaka mentah ini bisa juga diolah dengan cara lain yakni dicampur dan dipanaskan dengan sedikit air dan gula sebagai perasa dan dikonsumsi. Banyak masyarakat meyakini bisa menyembuhkan penyakit maag kronis.
Setiap kali datang dari Malaka, Adriana membawa bahan baku putalaka sebanyak 10-12 ikat, atau sekitar 15 hingga 18 kilogram.
Jika semua bahan baku seberat 18 kilogram itu berhasil terjual habis, Adriana Hoar Leki bisa membawa pulang uang hingga Rp750.000.
Ia mencontohkan, putalaka seberat 3 kilogram yang diolah menjadi putalaka bakar saja bisa laku terjual seharga Rp120.000. Angka ini menunjukkan potensi ekonomi yang luar biasa dari usaha sederhana ini.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait