“Pemimpin seperti ini yang dibutuhkan, berani marah untuk membela guru-guru,” tulis salah satu pengguna X (Twitter).
Namun tak sedikit pula yang menilai tindakan tersebut kurang etis dan justru bisa meruntuhkan moral aparatur sipil negara.
“Marah boleh, tapi tidak di tempat umum. Ada mekanisme internal yang bisa dipakai untuk menyelesaikan persoalan teknis seperti ini,” komentar netizen lainnya.
Etika dan Kepemimpinan Jadi Sorotan
Aksi Bupati Ratu Wulla ini membuka ruang diskusi lebih luas tentang gaya kepemimpinan pejabat publik. Apakah sah bagi seorang kepala daerah untuk marah terbuka demi memperjuangkan hak rakyat? Ataukah seharusnya tetap mengedepankan etika birokrasi dan menyelesaikan persoalan secara administratif?
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya terkait insiden tersebut maupun soal keterlambatan pembayaran gaji guru yang menjadi pokok persoalan.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait