SOE, iNewsTTU.id – Sebuah tragedi keluarga mengguncang Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT pada Sabtu malam, 15 Februari 2025. Joni Bani (45), seorang pria yang dikenal pendiam di Desa Tumu, dengan kejam mengakhiri nyawa ayah kandungnya, Simon Bani (83), hanya karena sebuah perselisihan mengenai penjualan seekor sapi.
Kejadian yang terjadi di malam hari ini bermula dari perbedaan pendapat yang berkembang antara pelaku dan korban. Joni, yang selama ini merawat sapi tersebut, meminta izin kepada ayahnya untuk menjual sapi tersebut.
Namun, Simon Bani (korban) menolak mentah-mentah, beralasan bahwa sapi itu adalah warisan untuk anak cucunya, yang akan digunakan untuk acara adat setelah dirinya meninggal. Keputusan ini rupanya menjadi pemicu ketegangan yang berujung pada aksi kekerasan.
Kapolres TTS, AKBP Sigit Harimbawan yang dikonfirmasi melalu Kasat reskrim Iptu Joel Ndolu menjelaskan Menurut penuturan beberapa saksi dan hasil penyelidikan, setelah percakapan panas tersebut, Joni kembali ke rumahnya yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah korban.
Di sana, Joni mengonsumsi minuman keras jenis sopi yang dicampur dengan laru nira, yang kemudian mempengaruhi emosinya.
Beberapa jam setelah mengonsumsi alkohol, Joni terbangun sekitar pukul 23:00 WITA dan pergi ke rumah ayahnya dengan niat yang sudah terpendam. Dia membawa besi linggis yang ditemukan di loteng rumah, yang nantinya digunakan untuk menyerang korban.
Iptu Joel Ndolu menjelaskan, Saat itu, korban sedang tidur di rumahnya. Begitu pintu belakang rumah terbuka, Joni langsung melancarkan serangannya, menimpa tubuh ayahnya dengan besi linggis di bagian perut kiri, hingga membuat korban terjatuh dan pingsan. Tidak hanya itu, akibat pukulan tersebut, usus korban terpelocok keluar, dan Simon Bani meninggal dunia di tempat kejadian.
Kasat Reskrim Polres TTS, menjelaskan bahwa setelah peristiwa tersebut, pelaku kembali ke rumahnya dan seolah-olah tidak merasa bersalah.
Pelaku mengaku pada kami bahwa dia tidak bisa mengendalikan emosinya setelah perdebatan tentang sapi. Dia merasa frustrasi dan terprovokasi oleh penolakan ayahnya
Sebagai informasi, hubungan antara Joni Bani dan Simon Bani sebenarnya sudah lama diwarnai ketegangan. Meskipun mereka tinggal berdekatan, beberapa tahun terakhir, komunikasi antara ayah dan anak ini semakin menurun. Tidak jarang, perbedaan pandangan soal harta keluarga dan warisan memicu ketegangan antara keduanya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait