"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah desa yang telah mengadakan pelatihan ini. Selain meningkatkan keterampilan kami dalam mencelup benang, pelatihan ini juga memberi kami semangat baru untuk terus berkreasi dan menjaga budaya tenun ikat tetap hidup," kata Maria, yang juga seorang pengrajin tenun ikat.
Menurutnya, pelatihan ini memberikan kesempatan bagi para pengrajin untuk memperkaya pengetahuan mereka tentang teknik-teknik baru dalam proses produksi.
"Kami tidak hanya belajar cara mencelup benang, tetapi juga cara menghasilkan warna yang lebih indah dan tahan lama, yang tentu saja meningkatkan kualitas produk kami," tambahnya.
Dampak Positif bagi Perekonomian Keluarga
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan ekonomi keluarga.
Melkiades Tasi, Pendamping Desa Kecamatan Insana, menjelaskan bahwa selain menghemat biaya pembelian pewarna, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan ibu-ibu pengrajin sehingga mereka dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
"Dengan bahan-bahan yang mudah didapat dan teknik yang lebih efisien, para ibu pengrajin bisa lebih produktif. Produk tenun ikat yang lebih berkualitas akan lebih mudah dipasarkan dan tentunya memberikan pendapatan tambahan bagi keluarga mereka," ujarnya.
Kegiatan ini juga didukung oleh Selestino Alves, Kasie Analis Kebijakan Ahli Muda 1, yang menilai bahwa pelatihan ini sangat relevan dengan tujuan pemberdayaan perempuan dan pengembangan ekonomi berbasis budaya.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait