SABU RAIJUA, INewsNTT.id--Kehadiran Lembaga Pendidikan Royal Hospitality Education Center (RHEC) International Academy di Kabupaten Sabu Raijua dalam rangka melaksakanakan kegiatan seminar pendidikan nasional mendapat sambutan beragam di kalangan masyarakat sabu raijua, ada yang pro dan ada juga yang kontra sambil mempertanyakan keabsahan lembaga pendidikan tersebut karena RHEC Academy menawarkan pendidikan hanya selama satu tahun dengan jaminan penempatan kerja di berbagai industri pariwisata seperti perhotelan dan kapal pesiar bertaraf internasional.
Atas hal itu, mulut sumbang yang seolah meragukan hingga pada titik skeptis akan program tersebut ramai berkomentar seperti yang terlihat di platform media sosial facebook dengan mengatakan "Beta (saya-Red) belum pernaah ketemu sistem perkuliahan yang hanya satu tahun saja seperti ini. Biasanya bahasa promosi seperti ini yang mencurigakan" Tulis Akun Thomas Hina Noy
Selain itu ada juga beberapa akun yang menghubungkan dengan salah satu denominasi gereja tertentu, sebab menurut mereka denominasi tersebut sudah dinilai sesat sehingga segala sesuatu yang berkaitan dianggap salah.
"Om dedy sonde (tidak) tahu klau sudah hetno punya kampus dan gereja tidak terdaftar di pemerintah dengan alasan independen jadi tidak mau diatur dengan aturan yang ada di NKRI ko ? jadi kalau sekolah di hetno punya sekolah tidak perlu dapat ijazah dan mau beerja di pemerintahan dan sekolah disitu cukup di doktrin dan jadi pendeta saja di GBIA dan paling babtis orang ulan-ulang saja" Tulis akun Juan Joice Mita
Selain itu ada juga yang mempertanyakan keabsahannya serta kampus-kampus atau perguruan tinggi yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan tersebut serta masih banyak komentar lainnya meskipun tidak sedikit juga yang menyambut gembira hingga telah mendatarkan anak-anaknya untuk belajar
Menjawab hal-hl tersebut, Moses Hinapadu sebaga founder Rhec Academy NTT katakan apa yang menjadi keraguan warga itu sama sekali tidak benar dan lembaga pendidikan itu, sama sekali tidak ada kaitan dengan lembaga keagamaan ataupun denominasi gereja manapun dan apabila disebut - sebut ada hubungan dengan salah satu denominasi hal itu juga sama sekali tidak benar hanya saja kehadiran koordinator kabupaten sabu raijua yang selama ini menjadi perbincangan dan polemik ditengah masyarakat yakni Pendeta Markus Rohi dari denom GBIA dalam Agama Kristen dikarenakan Markus yang membawanya dengan Rhec Academy masuk sabu raijua dengan tujuan menolong putra-putri sabu raijua yang hampir kehilangan harapan karena sulitnya mendapatkan pekerjaan meskipun telah selesai menempuh pendidikan tinggi sekalipun namun kembali menganggur dan hanya menjadi beban orang tua. Sehingga ia minta agar lembaga pendidikan itu jangan dikaitkan dengan pihak manapun dan atau agama manapun.
"Kami sama sekali tidak ada hubungan dengan gereja manapun termasuk GBIA seperti yang disebut-sebut orang. memang ada Pak Pdt Markus tapi beliau justru yang membawa kami datang di sabu raijua dengan tujuan baik menolong putra-putri sabu raijua yang sulit mendapatkan pekerjaan jadi sebenarnya ini kabar baik bagi warga sabu raijua" Ujar Moses
Dia juga beberkan, terkait keabsahan lembaganya sudah sangat legal sebab sebagai lembaga pendidikan profesional yang bergerak di bidang industri kepariwisataan tentu sudah memiliki izin resmi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (kemenkumham) dengan No SK. AHU-0001767.AH.0042024 tentang Pengesahan Royal Hospitality Education Center Internasional dan juga sudah mendapatkan ijin operasional dan sertifikat standar dari Kementeriaan Ketenagakerjaan Republik Indonesia melalui dinas tenaga kerja sebagai lembaga pendidikan vokasi dan pelatihan kerja swasta serta sudah melakukan Memory of Understanding (MoU) dengan beberapa Perguruan Tinggi untuk jenjang sarjana diantaranya Universitas San Pedro Kota Kupang dan IBMT Surabaya dan semua kampus tersebut mendapatkan akreditasi B dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait