Waingapu, iNewsTTU.id - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengambil langkah strategis dengan menutup operasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Kamanggih di Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten Sumba Timur.
Langkah ini didasari oleh optimalisasi pembangkit skala besar dan energi bersih setelah dilakukan interkoneksi sistem kelistrikan di Kota Waingapu.
Manager PLN Unit Pelaksana Pembangkitan Timor, Ismanta, menyatakan rasa syukurnya atas penghentian operasi PLTD Kamanggih setelah 20 tahun beroperasi.
"Puji syukur kepada Tuhan, setelah 20 tahun beroperasi, PLTD Kamanggih kami hentikan operasinya. Pencapaian ini berkat kolaborasi seluruh masyarakat, pemerintah dan unit PLN di Sumba yang mendukung progres pembangunan jaringan listrik interkoneksi dari PLTD Kambajawa di Kota Waingapu. Tujuannya jelas, agar pasokan listrik ke pelanggan lebih handal dan mengurangi produksi energi berbasis BBM," ucap Ismanta.
Ia menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya PLN dalam mengkonversi pembangkit listrik konvensional menjadi pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk meningkatkan bauran energi bersih dan mengurangi emisi karbon, mendukung tercapainya target Net Zero Emission.
PLTD Kamanggih, yang telah beroperasi sejak tahun 2004, melayani 413 pelanggan dengan beban 44 kW. Penutupan PLTD Kamanggih tidak hanya berdampak pada penghematan biaya operasi PLN, tetapi juga mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) serta meningkatkan kehandalan pasokan listrik kepada pelanggan.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, I Gede Agung Sindu Putra, menjelaskan bahwa penutupan PLTD Kamanggih merupakan bagian dari program transformasi PLN, yang meliputi program Lean (gesit) dan Green (hijau). Program ini bertujuan untuk menyediakan tenaga listrik yang gesit, berbiaya rendah, tetapi tetap menjaga kehandalan dalam penyaluran energi listrik kepada masyarakat.
"Penutupan PLTD Kamanggih adalah satu target kami dalam program transformasi Lean yaitu menyediakan tenaga listrik yang gesit, berbiaya rendah namun tetap menjaga kehandalan dalam penyaluran energi listrik ke masyarakat. Selain itu energi Green juga dapat dihasilkan karena mengurangi operasi PLTD dan meningkatkan pemakaian EBT karena saat ini sistem kelistrikan Waingapu juga terinterkoneksi dengan PLTS IPP Hambapraing" jelas Sindu.
Program penghentian atau pengurangan operasi PLTD lainnya di Pulau Sumba akan terus diprogramkan, dengan melakukan interkoneksi sistem dan mengoptimalkan pembangkit listrik EBT yang ada, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Hal ini sejalan dengan peningkatan penggunaan energi hijau di wilayah tersebut.
Dengan pembangunan 9 Pembangkit EBT di Pulau Sumba, termasuk 7 unit PLTS dan 2 unit PLTMH, PLN berharap dapat meningkatkan bauran energi bersih di wilayah tersebut. Pada tahun 2023, bauran energi EBT di Pulau Sumba telah mencapai 2,95%, menunjukkan komitmen PLN dalam mendukung transisi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait