Stok Beras Bulog Menipis, Penjualan Dibatasi untuk Mengatasi Kelangkaan

Eman Suni
Pastikan stok beras Bulog, Polda NTT lakukan sidak pasar. Selasa (05/03/2024). Foto: Eman Suni

KUPANG,iNewsTTU.id-- Harga beras di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) terus merangkak naik hingga mencapai Rp 18 ribu per kilogram. Masyarakat terpaksa beralih ke beras Bulog yang lebih terjangkau. Namun, stok beras Bulog di Pasar Tradisional Naikoten Kupang menipis pada Selasa (05/03/2024).

Menurunnya stok beras ini terjadi karena keterlambatan permintaan mitra Bulog yang baru terealisasi pada hari Rabu. Sebagai solusi, para penjual membatasi penjualan menjadi lima kilogram per pembeli.

Pada Senin (04/03/2024) kemarin, sebanyak 82 mitra Bulog di pasar tersebut mengadakan pertemuan untuk mengajukan permintaan beras Bulog. Di waktu yang sama, tim pangan Polda NTT yang dipimpin oleh Kasubdit I Ditreskrimsus Polda NTT, Yan Kristian Ratu, melakukan inspeksi mendadak (sidak).

Yan Kristian Ratu menyatakan bahwa pihaknya awalnya menerima informasi tentang kekosongan stok beras Bulog di pasaran, namun setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata masih ada stok, meskipun tingkat daya beli yang tinggi membuat stok cepat habis di beberapa kios atau mitra Bulog.

“Kami tetap menghimbau kepada penjual agar menjual sesuai harga yang ditentukan dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

“Kalau stok masih tersedia. Dan hari Rabu nanti akan didrop lagi kesini karena permintaannya per Minggu,” tambahnya, menjawab jumlah stok beras yang sedang menipis.

Dikatakan bahwa penjualan juga dicatat oleh penjualan untuk mengantisipasi peningkatan penjualan kepada pembeli karena banyak masyarakat saat ini beralih dari beras komersil ke beras Bulog.

Ia juga memastikan tidak adanya indikasi penipuan dari penjual untuk mencampur beras Bulog dengan beras komersil lalu dijual, karena kualitas beras sudah dapat dilihat secara kasat mata.

Mustakim, Koordinator Mitra Bulog di Pasar Naikoten, ketika ditemui mengaku bahwa jumlah mitra di pasar tersebut sebanyak 82 mitra.

Ia menjelaskan bahwa proses pengajuan atau permintaan beras ke Bulog dilakukan dua kali setiap Minggu, yaitu hari Rabu dan Sabtu. Setiap mitra dibatasi hanya dapat memesan 500 kilogram.

“Jumlah ini tergantung dari Bulog. Kalau mereka mengeluarkan berapa, kita menerimanya. Bisa juga naik,” katanya.

Meskipun demikian, dirinya juga merasa sesal karena banyak pembeli datang dari wilayah Oeba dan Oesapa, sementara ada pasar dan mitra di pasar-pasar yang ada di wilayah tersebut.

Kondisi tersebut menyebabkan jumlah beras yang disediakan di pasar tersebut cepat habis. “Kami sering memantau hal itu, takutnya ada pengumpulan yang membeli dari kios ke kios lalu menjualnya dengan harga yang tinggi. Jadi setiap pembeli itu kita foto dan kirim ke grup. Jadi jika ada orang yang sama datang untuk membeli lagi, kami tidak memberikannya,” ungkapnya.

Mustakim menyebut bahwa jumlah pembeli sangat banyak sehingga untuk mengantisipasi kelangkaan, penjualan dibatasi. “Kalau dijual sesuai permintaan, jangankan dua hari, satu hari saja habis. Apalagi pada hari Sabtu atau awal bulan seperti ini,” sebutnya.

Ia menegaskan bahwa apabila terbukti mitra menjual beras Bulog dengan harga di atas yang ditentukan, akan diberikan sanksi.

Editor : Sefnat Besie

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network