Jakarta, iNewsTTU.id - Harga beras premium dan medium mengalami kenaikan signifikan menjelang gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin, 12 Februari 2024, menunjukkan bahwa beras premium diperdagangkan di level Rp15.840 per kilogram (kg), sementara beras medium diperdagangkan di level Rp13.870 per kg.
Berdasarkan laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari 2024, terjadi penurunan menjadi 2,57 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan Desember 2023 sebesar 2,61 persen yoy. Inflasi tahunan ini disebabkan oleh kenaikan harga, terutama pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,84 persen.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan bahwa para pedagang ritel terpaksa menjual komoditas bahan pokok di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga acuan lainnya karena mendapat harga tinggi dari produsen. Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey, mengungkapkan bahwa produsen telah menaikkan harga beli (tebus) sebesar 20-35 persen di atas HET, memaksa para pedagang ritel untuk menyesuaikan harga jual.
Peningkatan harga beras juga terjadi setelah pemerintah sementara waktu menghentikan penyaluran bantuan pangan beras 10 kg kepada sekitar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Penghentian ini dilakukan dari 8 hingga 14 Februari 2024, dengan rencana penyaluran kembali pada 15 Februari 2024.
Meskipun harga beras di dalam negeri meroket, Indonesia tercatat aktif melakukan impor beras sepanjang tahun lalu. Data dari BPS mencatat bahwa impor beras sepanjang 2023 mencapai 3,06 juta ton, menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Thailand menjadi pemasok utama beras Indonesia, diikuti oleh Vietnam, Pakistan, dan Myanmar.
Arief Prasetyo Adi, Kepala Bapanas, menyatakan bahwa penghentian sementara penyaluran bantuan pangan adalah untuk menghormati Pemilu dan pemutakhiran data. Selain itu, pemerintah telah mengizinkan impor tambahan sebesar 600 ribu ton beras hingga Maret 2024 untuk menjaga cadangan pangan dan stabilitas harga di pasar.
General Manager Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga, Topan Ruspayandi, menjelaskan bahwa izin impor ini dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menjaga stabilitas harga menghadapi tantangan produksi padi yang besar pada tahun ini.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait