Ia menambahkan kadang orang yang mau yang melakukan bunuh diri itu sebenarnya bukan suatu kondisi yang tiba-tiba atau serta-merta langsung bunuh diri. orang yang melakukan bunuh diri itu sebenarnya sudah memiliki permasalahan dari jauh-jauh sebelumnya.
" Karena mungkin orang tua yang berjauhan, atau orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, kemudian si mahasiswa mereka juga sibuk dengan dirinya sendiri ke kampus, akhirnya komunikasi tidak terjalin dengan baik, orang yang bunuh diri biasanya bergelut dengan permasalahannya sendiri, mungkin saja ketika dia sudah dengan permasalahannya itu dia sudah mengalami gangguan-gangguan perasaan sebelumnya. bisa saja dia mengalami depresi tetapi tidak ada orang yang tahu karena dia tidak bercerita barangkali, atau orang lain itu tidak mengerti bahwa temannya atau keluarganya ini mengalami gangguan perasaan seperti depresi sehingga menganggap itu hal yang biasa," Tambahnya.
Dokter Shinta juga menambahkan orang yang mengalami depresi sudah mulai merasa tidak berharga, tidak punya masa depan tidak punya harga diri dan lain-lain, akhirnya bunuh diri menjadi jalan akhir. Sehingga konseling atau berbagi cerita dapat menjadi salah satu solusi mencegah seseorang bunuh diri.
Ia mengajak agar Belajarlah mendengar ketika ada anggota keluarga yang bermasalah, luangkan waktu untuk mendengarkan dan jadilah pendengar yang baik untuk bersama mencari solusi yang baik, karena bunuh diri tidak mengenal usia, orang kaya atau orang miskin dan tidak mengenal tingkat pendidikan.
"khusus mahasiwa mungkin sekedar masukan bagi pihak kampus ketika terjadi masalah pada mahasiswanya, dari pihak kampus harusnya lebih perhatian lagi dengan mahasiswa-mahasiswanya,"terangnya.
Menurut dia, Dosen atau mungkin tenaga yang lain di sana ketika melihat mahasiswa tidak kuliah itu jangan menganggap langsung bahwa dia itu malas, dia itu pembangkang dan lain-lain.
"Harusnya dicari tahu kenapa mahasiswa yang dulu rajin sekarang sering absen,"jelasnya.
Menurutnya hal itu harus dicari tahu, karena orang yang mengalami depresi atau banyak masalah, dia memiliki problem perasaan, seperti sudah hilang dorongan untuk beraktivitas, hilang harga diri dan lainnya.
"Mahasiswa seperti ini justru harusnya dibantu oleh orang-orang terdekat, pihak kampus bisa bersurat atau menghubungi keluarga guna membangun komunikasi agar mahasiswa yang masuk kategori depresi ini bisa diselamatkan dari keinginan bunuh diri," Pungkasnya.(*)
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait