KUPANG,iNewsTTU.id- Tanoto Foundation berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur mengajak para Jurnalis baik dari media cetak, elektronik dan online untuk duduk bersama membahas isu stunting di NTT guna mendapat masukan dan pandangan dalam kontribusi menyelesaikan masalah stunting di NTT. Sabtu (28/10/2023).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN NTT Elsa Pongtuluran dalam paparannya mengatakan angka stunting saat ini di NTT turun setiap tahun dimana mulai sejak 2018 hingga 2022 angka stunting menurun sebesar 3,4 persen dan pada tahun 2024 ditargetkan menjadi 12 hingga 10 persen.
"Penurunan angka stunting di NTT periode 2018-2022 setiap tahun menunjukkan penurunan sebesar 3,4 persen, dan ditargetkan turun sebesar 12 hingga 10 persen pada tahun 2024 mendatang," ujarnya.
Benny Benu, Ketua Tim Satuan Tugas Penanganan Stunting BKKBN NTT mengatakan NTT masih tercatat sebagai salah satu propinsi prioritas dari 12 propinsi karena masih tingginya angka stunting.
" Jumlah stunting di NTT berjumlah 63.804 angka ini dicatat pada agustus 2023 dan berada pada presentase 15,2 persen hasil ini berdasarkan metode elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat ( e-PPGBM) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi NTT," Ujar Benny.
Patrick Hutajulu selaku External Communications Manager Tanoto Foundation dalam sambutannya mengatakan, berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia ( SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia telah turun menjadi 21,6%. namun semuanya belum selesai. Masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu di depan.
Mulai dari target 14,4% yang dicanangkan pemerintah untuk tahun 2024, hingga ancaman gagalnya bonus demografi di tahun 2045 bila stunting tidak segera diatasi. Maka dari itu membutuhkan percepatan penurunan stunting. Terutama di daerah-daerah prioritas, termasuk NTT.
" Pemerintah telah mengeluarkan prepres nomor 72 tahun 2021 tetang percepatan penurunan stunting, yang turunannya adalah Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting atau RAN PASTI. RAN PASTI sendiri terdiri dari 3 pendekatan yaitu pendekatan keluarga beresiko, intervensi gizi, dan kolaborasi pentahelix antara pemerintah dengan swasta, institusi pendidikan, masyarakat, dan media," Ujar Patrick.
Patrick juga menambahkan untuk mendukung percepatan penurunan dan program-program dari pemerintah, Tanoto Foundation, lembaga filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, berkomitmen penuh mendukung pemerintah dalam penurunan stunting.
" Bentuk implementasi dari komitmen ini salah satunya adalah melalui forum koordinasi jurnalis NTT ini yang merupakan kolaborasi bersama dengan BKKBN NTT. Melalui forum ini, kami mengajak, mendukung, dan membantu media dalam menjalankan fungsinya sebagai corong utama untuk mengedukasi dan memberi informasi kepada publik demi penurunan stunting di NTT. Melalui forum koordinasi yang rencananya akan diadakan secara rutin hingga akhir tahun 2023 ini, Tanoto Foundation dan BKKBN NTT ingin memberikan informasi, data, dan pemahaman yang tepat mengenai stunting serta peningkatan kapasitas teman-teman jurnalis, dengan harapan dapat membantu rekan-rekan jurnalis dalam menjalankan fungsi edukasi dan informasi sehingga mendukung capaian penurunan stunting di Provinsi NTT," tambah Patrick.
Pihak Tanoto Foundation berharap forum komunikasi ini dapat memantik jurnalis untuk melakukan explorasi, observasi, riset, hingga pendalaman dalam dunia stunting dalam posisinya sebagai agen-agen perubahan dalam proses pembangunan bangsa. karena dengan semakin mengeksplorasi dan menguasai isu-isu mengenai stunting, maka karya-karya jurnalistik yang dihasilkan diharapkan akan lebih berdampak bagi masyarakat.
" Kami percaya bahwa media massa memiliki peran yang krusial dalam upaya penurunan angka stunting dan dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia di Indonesia. Media massa memiliki kemampuan untuk menjangkau dan memengaruhi masyarakat luas dengan informasi, pendidikan, dan kesadaran tentang masalah stunting, serta mengilhami tindakan positif," Pungkasnya.(*)
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait