PIDATO perdana Mahfud MD sebagai cawapres menunjukkan positioning yang sangat jelas dan tegas dari pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Yaitu sebagai penerus cita-cita Bung Karno dan Bung Hatta sesuai dengan perkembangan zaman.
Ditegaskannya, "Bung Karno dan Bung Hatta telah mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang emas kemerdekaan Republik Indonesia. Cita-cita Indonesia menjadi bangsa yang maju, adil, dan beradab dalam rangka menyongsong Indonesia Emas tahun 2045 akan terwujud jika kita memenuhi sejumlah syarat."
Sebagaimana diketahui bersama, Bung Karno dan Bung Hatta adalah dua tokoh pemersatu bangsa. Melalui Pancasila dan sejarah perumusannya, kita tahu dengan sangat jelas keduanya sangat menekankan kebangsaan dan persatuan dalam pelbagai perbedaan sebagai ciri khas bangsa Indonesia.
Kekeluargaan, gotong royong, sikap ramah tamah tanpa membeda-bedakan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan selalu semarak di mana-mana. Bangsa ini bermukim di kawasan nusantara yang satu sejak dahulu kala.
Pemilihan posisi tentu telah didahului dengan segmenting yang jeli dan cermat, yaitu pengenalan yang mendalam dan menyeluruh atas setiap segmen dalam masyarakat-bangsa Indonesia serta permasalahan dan kebutuhan bersama maupun kebutuhan spesifik dari setiap segmennya.
Positioning sebagai penerus Bung Karno dan Bung Hatta mencerminkan juga suatu pilihan strategis untuk melayani semua segmen sebaik-baiknya, tidak mengutamakan yang satu dan menomorduakan yang lain.
Bung Karno dalam Pidato 1 Juni 1945 berkata, Mendirikan negara Indonesia merdeka yang namanya saja Indonesia Merdeka, tetapi sebenarnya hanya untuk mengagungkan satu orang, untuk memberi kekuasaan kepada satu golongan yang kaya, untuk memberi kekuasaan pada satu golongan bangsawan? Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang disini, maupun saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan yang demikian itulah kita punya tujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara "semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, - tetapi "semua buat semua.
Bung Hatta telah melobi tokoh-tokoh Islam agar tujuh kata dalam Piagam Jakarta diganti demi persatuan Indonesia. "Akhirnya mereka bermufakat untuk menghapus tujuh kata itu dan diganti dengan tiga kata usulan Hatta. Sila pertama pun menjadi 'Ketuhanan Yang Maha Esa'
Selanjutnya, positioning yang diambil oleh Ganjar Pranowo-Mahfud MD sebagai capres dan cawapres akan dijabarkan dalam berbagai program. Keberhasilan mereka akan sangat ditentukan oleh sejauh mana program-program pembangunan mampu mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan pembentukan NKRI secara kontekstual sesuai dengan dinamika internal bangsa maupun geopolitik di dunia global.
Syarat-syarat untuk kemajuan bangsa telah menjadi tekad dari keduanya untuk diperjuangkan bagi Indonesia masa depan yang gemilang dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Enam syarat yang harus diperjuangkannya, yaitu (1) ideologi bangsa yang kokoh; (2) ekonomi bangsa yang baik; (3) tegaknya hukum dan keadilan; (4) politik bangsa yang demokratis; (5) budaya gotong royong yang hidup; dan (6) selalu dikedepankannya persaudaraan.
Dalam konteks ini, pembangunan yang telah dimulai oleh para pemimpin bangsa di masa lalu akan menemukan kesinambungan yang semakin kuat dan mendasar: Pancasila poros utama dari sistem-sistem kehidupan bangsa dan negara kita.
Kemajuan-kemajuan di era Jokowi telah mentransformasi kehidupan bangsa melalui pembangunan dari desa, infrastruktur, penguatan SDM melalui kesehatan dan pendidikan, serta penguasaan dan pengolahan sumberdaya alam demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat telah memberikan landasan yang kuat untuk transfornasi lanjutan yg berpusat pada Pancasila.
Majunya bangsa Indonesia, moderennya bangsa Indonesia tidaklah sama dengan maju dan moderennya bangsa-bangsa lain. Kamajuan bangsa Pancasila bukan saja khas Indonesia tetapi akan menjadi model alternatif bagi kemajuan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Sistem politik Pancasila, sistem ekonomi Pancasila, sistem pendidikan dan ristek Pancasila, sistem hukum Pancasila, sistem budaya Pancasila, dan seterusnya menjadi lahan untuk kolaborasi dan sinergi untuk perwujudannya. Untuk ekonomi yang baik perlu diarus-utamakan kembali koperasi yang telah diperjuangkan oleh Bung Hatta dan dicantumkan dalam UUD 1945.
Sistem ekonomi koperasi mencerminkan Pancasila, baik dalam arti bangun usaha koperasi maupun dalam arti semangat koperasi dan model usaha kooperasi, dalam suatu kolaborasi dan sinergi dengan usaha milik swasta dan usaha milik negara, milik daerah, dan milik desa.
Kepemilikan oleh semua, pengelolaan usaha dilakukan di bawah penilikan oleh semua. Semoga koperasi dapat menjadi badan usaha yang semakin diandalkan untuk perjuangan kesejahteraan sosal bagi masysrakat. Koperasi dapat tumbuh subur dengan tata kelola koperasi yang moderen dan tangguh berlandaskan Pancasila.
Sistem Pancasila adalah holistik, selaras, serasi, dan seimbang. Sistem dunia demacam ini menjadi kebutuhan dunia saat ini karena berbagai krisis dan konflik sosial-ekonomi-politik yang mengancam perdamaian memiliki kaitan dengan penerapan pandangan dunia yang sifatnya dualistik-partikularistik-individualistik-materialistik.
Cakrawala atau horison bagi pengelolaan bangsa dan negara di masa kini dan masa depan yang berpusat-Pancasila telah dibentangkan. Ide dan ikhtiar untuk mewujudkannya sekarang terbuka bagi semua. Kaum muda sebagai pemilik masa depan bangsa ditantang untuk mengambil peran penting.
Dengan begitu, Bung Karno dan Bung Hatta serta para pendiri bangsa dengan cita-citanya akan senantiasa hidup di tengah-tengah bangsa kita. Bukan hanya melalui pribadi-pribadi seperti Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tetapi suatu undangan yang terbuka bagi kita semua. Semoga.
Penulis: Dr. Wilfridus B. Elu
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait