Yohanis juga menambahkan bahwa saat ini semua metode digunakan untuk akselerasi dan sinkronisasi penanganan stunting, seperti dari tiap Organisasi Perangkat Daerah ( OPD) mengadopsi Peraturan Desa ( Perdesa) dengan Gerakan Hati Untuk Sabu Raijua " Hela'u ad'de tu hawu raijua".
Lalu ada juga sosialisasi dan bantuan gizi lewat gerakan sayang ibu tentang bagaimana seorang ibu bisa memberikan perhatian kepada anak- anaknya guna mencegah stunting.
"Semua OPD sekarang menyisihkan dana dari operasional mereka untuk penanganan stunting, kita contohkan saja dana desa misalkan Rp1 miliar pertahun berarti sepuluh persennya atau Rp100 Juta dari dana itu untuk penanganan stunting.
Bahkan beberapa desa memberikan makanan tambahan selama 3 bulan bagi anak- anak untuk mencegah stunting, kami juga terbantu dengan adanya bantuan dari beberapa yayasan kemanusiaaan dan juga bantuan dari Pusat Pengembangan Anak ( PPA) yang turut membantu memberikan makanan tambahan bagi anak- anak kami," tutupnya.(*)
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait