Pernah Jadi Pembersih Kaca, David Baszucki Kini Miliarder Teknologi dan CEO Roblox
Namun, perjalanan menuju puncak tersebut penuh lika-liku. Baszucki mengaku sempat mengandalkan nasihat dari mentor, profesor, hingga teman dekat untuk menentukan arah karier. Alih-alih membantu, saran-saran tersebut justru membuatnya semakin ragu.
“Sebagian besar perkembangan saya adalah mencoba, dari waktu ke waktu, mengabaikan nasihat yang telah diberikan kepada saya,” ujar Baszucki, dikutip dari Fortune, Sabtu (20/12/2025).
Ia menyebut nasihat terbaik yang pernah diterimanya adalah berhenti terlalu memedulikan pendapat orang lain dan mulai mempercayai insting sendiri.
Meski Stanford dikenal sebagai “pabrik” lahirnya perusahaan raksasa seperti Snapchat hingga Databricks, Baszucki justru sempat menemui jalan buntu.
Pekerjaan impiannya tak kunjung terwujud, sementara pengalaman kerjanya sangat terbatas.
Setelah akhirnya mendapatkan pekerjaan tetap, Baszucki menghabiskan dua hingga tiga tahun dalam posisi yang kini ia sebut sebagai “pekerjaan terburuk di dunia”.
Keputusan besar pun diambil: mundur dan mengikuti intuisi.
Langkah tersebut membuahkan hasil. Ia mendirikan Knowledge Revolution, perusahaan perangkat lunak pendidikan, yang kemudian terjual senilai 20 juta dolar AS pada 1998.
Meski berharap direkrut sebagai CEO setelah penjualan tersebut, harapan itu kembali tak terwujud. Baszucki kembali berada di titik nol dan harus menentukan jalannya sendiri.
Editor : Sefnat Besie