Kemenkes RI Lakukan Verifikasi Akhir Eliminasi Malaria di Perbatasan NTT Timor Leste
KEFAMENANU, iNewsTTU.id--Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus mengintensifkan langkah eliminasi malaria di wilayah timur Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini tercatat sebagai kantong endemis terbesar kedua setelah Papua. Upaya ini menjadi bagian dari strategi nasional menuju Indonesia Bebas Malaria pada tahun target yang telah dicanangkan pemerintah.
Sebagai bagian dari proses verifikasi akhir eliminasi malaria, Tim Komite Penilai Eliminasi Malaria Kemenkes RI bersama Dinas Kesehatan Provinsi NTT melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Rangkaian kegiatan diawali dengan audiensi bersama Pemerintah Kabupaten TTU di Ruang Rapat Bupati lantai II.
Audiensi dihadiri Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda TTU Trinimus Olin, perwakilan Forkopimda, pimpinan OPD, para camat, hingga mitra pembangunan. Tim penilai pusat diwakili Rahmad Isa, Acep Effendi, Vidianti Rukmana, dan Dr. Ferdinand J. Laihad.
TTU Penuhi 12 Kriteria Eliminasi Malaria
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Bidang Penanganan Penyakit Dinas Kesehatan TTU memaparkan perkembangan signifikan terkait 12 kriteria eliminasi malaria yang berhasil dipenuhi selama periode 2022–2025. Pemenuhan indikator ini menjadi dasar penilaian untuk menentukan kelayakan TTU menyandang status bebas malaria.
Asisten II Setda TTU, Trinimus Olin, menegaskan bahwa proses ini bukan sekadar memenuhi prosedur, tetapi bagian dari komitmen jangka panjang pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Ini menjadi tanggung jawab semua pihak, bukan hanya Dinas Kesehatan. Kehadiran Forkopimda, perangkat kecamatan, dan seluruh undangan adalah bentuk kolaborasi,” kata Trinimus.
Ia juga menekankan bahwa tantangan terbesar bukanlah memperoleh sertifikat eliminasi, melainkan mempertahankan status bebas malaria secara berkelanjutan.
“Target kita bukan hanya memperoleh sertifikat, tetapi mempertahankan kondisi bebas malaria secara berkelanjutan,” tegasnya.

Pemerintah daerah, lanjutnya, siap membentuk tim khusus untuk menjaga status bebas malaria dan memastikan dukungan anggaran serta perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan dasar.
Rotary Club Kupang Sentral Beri Bantuan Mikroskop dan Logistik
Dukungan terhadap proses eliminasi malaria di TTU juga datang dari Rotary Club Kupang Sentral. Presiden Rotary Club Kupang Sentral, Fery Kase, menyatakan komitmennya membantu percepatan eliminasi malaria di lima kabupaten di NTT, termasuk TTU yang telah memasuki tahun kedua pendampingan.
“Semoga dengan apa yang sudah kami berikan, baik melalui bantuan dana maupun logistik, dapat membantu mempercepat proses eliminasi,” ujar Fery.
Sebagai bentuk dukungan nyata pada tahap akhir verifikasi, Rotary Club menyerahkan dua unit mikroskop serta berbagai logistik laboratorium yang diperuntukkan bagi peningkatan kualitas deteksi dini kasus malaria di puskesmas.
Fery menambahkan bahwa tantangan terbesar pasca-eliminasi adalah memastikan tidak muncul kasus baru, terutama karena mobilitas penduduk yang cukup tinggi.
“Untuk meraih sertifikat mungkin tidak terlalu sulit, tapi menjaga agar tetap tidak ada kasus malaria itu yang akan sulit,” ujarnya.
Rotary Club berkomitmen tetap mendampingi TTU dalam beberapa tahun ke depan, terutama dalam penguatan sistem surveilans malaria.
Kunjungan Lapangan ke RSUD Kefamenanu
Usai audiensi, tim penilai melanjutkan kegiatan ke RSUD Kefamenanu untuk mengikuti presentasi self-assessment eliminasi malaria serta melakukan peninjauan langsung terhadap fasilitas laboratorium, instalasi farmasi, dan unit rekam medis. Penilaian lapangan ini menjadi bagian penting sebelum penetapan status eliminasi malaria bagi Kabupaten TTU.
Editor : Sefnat Besie