Bangun Pagi vs Tidur Larut, Mana yang Lebih Baik untuk Produktivitas?
Selain itu, riset India Today (2025) menyebut bahwa kelompok yang memiliki kebiasaan bangun lebih awal (“morning type”) sering kali menunjukkan tingkat produktivitas lebih tinggi di jam-jam awal hari dibanding mereka yang tidur larut.
Namun, Si “Tidur Larut” Juga Punya Keunggulan
Di sisi lain, penelitian besar di Inggris yang melibatkan lebih dari 26 ribu responden menemukan bahwa individu dengan kebiasaan tidur larut atau “night owls” justru memiliki fungsi kognitif lebih tinggi dibanding mereka yang bangun sangat pagi—selama kebutuhan tidur mereka terpenuhi antara tujuh hingga sembilan jam per malam.
Artinya, bekerja hingga malam hari tidak selalu berdampak negatif, selama ritme biologis seseorang tetap konsisten dan tidur cukup.
Namun, para ahli memperingatkan bahwa gaya hidup “begadang terus-menerus” tanpa waktu tidur teratur dapat meningkatkan risiko kelelahan kronis, stres, hingga gangguan metabolik seperti diabetes.
Kuncinya: Tidur yang Cukup dan Jadwal yang Konsisten
Menurut pakar kesehatan tidur dari Verywell Health, hal yang paling berpengaruh terhadap produktivitas bukan soal bangun pagi atau tidur larut, melainkan konsistensi jam tidur. Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari dapat menjaga ritme sirkadian tubuh, sehingga energi dan fokus tetap optimal sepanjang hari.
“Setiap orang memiliki jam biologis yang berbeda. Yang terpenting bukan siapa yang bangun paling pagi, tetapi siapa yang paling selaras dengan irama tubuhnya sendiri,” tulis laporan itu.
Tips untuk Tetap Produktif
1. Pastikan tidur antara 7–9 jam per malam.
2. Kenali waktu terbaik Anda untuk bekerja: pagi atau malam.
3. Hindari bergadang tanpa alasan penting.
4. Jika memilih bangun pagi, biasakan terpapar cahaya alami dan lakukan aktivitas ringan di pagi hari.
5. Jadwalkan tugas berat di jam ketika tubuh Anda paling “tajam”.
Editor : Sefnat Besie