Sedih! Tiga Balita Yatim Piatu di TTU Ratapi Ibu Kandung yang Meninggal di Gubuk Reot

KEFAMENANU, iNewsTTU.id--Kisah tragis dialami 3 bocah balita asal Dusun Banopo, Desa Tublopo, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, mereka bertiga meratapi ibu kandung yang meninggal dunia karena derita sakit aneh.
Di dalam gubuk sederhana beralaskan tanah, di Dusun Banopo, kisah mereka mengiris hati. Tiga bocah yang masih balita, Simon Omenu, Elek Omenu, dan seorang adik perempuannya, duduk saling tatap tanpa daya.
Di hadapan mereka, sang ibu, Metriana Omenu (35), terbujur kaku di atas selembar tikar lusuh, pergi untuk selamanya. Air mata membasahi pipi-pipi mereka yang tampak lesu, ditemani sang kakek, Yosep Omenu, yang tunanetra.
Kepala Desa Tublopo, Dorotea Naikosat, membenarkan kondisi pilu ini. Ia menceritakan, Metriana adalah seorang janda yang hidup dalam kemiskinan ekstrem yang saat ini menetap di wilayah di RT 17/ RW 006.
Dorotea menjelaskan, setelah suami pertamanya meninggal, ia sempat menikah lagi, namun rumah tangganya kembali kandas empat tahun lalu. Sejak saat itu, Metriana menjadi satu-satunya tumpuan hidup bagi ketiga anaknya dan ayahnya, sang kakek tunanetra.
Di tengah duka yang mendalam, secercah bantuan datang. Seorang tokoh agama, Frater Herman Tugas Ginting OFM Conv, mendengar kabar ini dan segera tergerak. Ia mendonasikan peti jenazah, beras, kopi, dan gula untuk meringankan beban keluarga.
"Benar tadi Frater Herman Tugas Ginting OFM Conv sudah bantu peti jenazah, beras, dan kopi gula. Semoga bisa meringankan beban yang dialami keluarga," kata Dorotea, Kamis 23/7/2025 malam.
Fr. Herman Tugas Ginting OFM Conv yang dihubungi terpisah, mengaku sedang berada di rumah duka untuk menyalurkan donasi dan memberikan penghiburan.
Bantuan dari Frater Herman, yang diakui sangat peduli pada kaum miskin, menjadi cerminan dari semangat ordo mereka yang selalu mengulurkan tangan bagi yang membutuhkan.
"Saya masih di rumah duka, sekaligus salurkan Peti Jenazah untuk umat Metriana Omenu yang meninggal dunia,"ungkapnya
Ia mengisahkan, keluarga itu adalah keluarga kurang mampu dan selama ini kerap mendapat bantuan darinya untuk menyambung dan bertahan hidup.
Namun, meskipun jenazah Metriana kini sudah terurus, nasib ketiga bocah balita dan kakek Yosep Omenu masih menjadi tanda tanya besar.
Metriana yang selama ini menjadi penopang hidup telah tiada, meninggalkan kekosongan dan kekhawatiran akan masa depan mereka yang kini menjadi yatim piatu.
Kisah Metriana menjadi cerminan pahit perjuangan hidup yang tragis di tengah keterbatasan, sebuah luka yang kini harus ditanggung oleh tiga balita tanpa sosok ibu.
Editor : Sefnat Besie