Program Quik Win Melki-Johni Buka Jalan Bagi Anak NTT ke Universitas Nasional dan Sekolah Kedinasan

Pendampingan Terstruktur dan Kolaboratif
Sebanyak 2.137 siswa dari 22 kabupaten/kota di NTT mengikuti pendampingan intensif, mulai dari pemetaan minat, simulasi tes berbasis CAT, bimbingan fisik oleh TNI/Polri, hingga try out nasional bekerja sama dengan Ruangguru.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambros Kodo, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar bimbingan teknis, melainkan bentuk transformasi karakter generasi muda.
“Kami tidak ingin ada anak NTT yang gagal karena keterbatasan informasi atau pembinaan. Pendampingan ini dirancang dari hulu ke hilir: pemetaan, pembinaan akademik-fisik, hingga simulasi tes nasional,” ujar Ambros.
Ambros juga menyebut bahwa keberhasilan ini menjadi pijakan awal menuju sistem pendampingan berkelanjutan yang nantinya akan masuk dalam agenda tahunan prioritas pendidikan NTT, dengan dukungan APBD khusus.
Kesuksesan Quick Win tak lepas dari sinergi berbagai pemangku kepentingan: mulai dari TNI, Polri, kampus-kampus lokal dan nasional, alumni sekolah kedinasan, hingga lembaga pelatihan dan komunitas psikolog.
Satuan tugas lintas sektor dibentuk sejak awal tahun, bertugas membina siswa sesuai bidang masing-masing. Try out dan simulasi seleksi dilakukan serentak di seluruh kabupaten/kota dengan partisipasi aktif kepala sekolah, pengawas, dan orang tua.
Sekolah pun diwajibkan melakukan sosialisasi sejak kelas X tentang jalur masuk PTN, kedinasan, hingga akademi militer dan kepolisian, guna membangun kesiapan sejak dini.
Meski begitu, tantangan masih tersisa. Fasilitas latihan fisik di sekolah, jaringan internet di daerah terpencil, serta kurangnya pelatih profesional masih menjadi hambatan. Untuk itu, Pemprov NTT tengah merumuskan lima strategi lanjutan:
1. Menetapkan program sebagai bagian dari RPJMD.
2. Membangun platform digital pendampingan.
3. Memperluas kemitraan dengan institusi pendidikan dan keamanan.
4. Meningkatkan kapasitas guru BK dan wali kelas.
5. Menyediakan skema pendampingan berbasis kebutuhan lokal.
Editor : Sefnat Besie