Kisah Bripka Fabianus, Polisi Penyambung Asa Masyarakat Kurang Mampu di Pedalaman NTT

SOE, iNewsTTU.id--Semilir angin pagi menembus celah dinding gubuk tua yang dihuni Nenek Esterina Anaskol, (73). Dinginnya cuaca membuatnya meringkuk di depan pintu rumah bulat sambil memeluk lututnya yang kurus, perutnya bergemuruh menahan rasa lapar yang membuat lambungnya perih. Sejak pagi, tak sebutir nasi pun yang menyentuh kerongkongannya.
Pagi itu, seiring semilir angin, awan hitam pun menggantung di langit dusun Batanama Desa Billa kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Rintik hujan perlahan turun membasahi atap rumah penduduk di dusun itu, bahkan membasahi lantai tempat Esterina tidur dan membuatnya terpaksa berjalan tertatih tatih memperbaiki alas tidurnya dari kertas semen.
Saban hari, Esterina memang tidur di lantai beralaskan karung bekas zak semen yang ia pungut dari sampah bekas proyek bangunan tak jauh dari rumah tinggalnya.
Rasa lapar yang tak bisa ditahan membuat tangannya yang berkeriput meraba-raba bakul tempat penyimpanan beras pemberian para tetangga, namun rupanya hanya terisa beberapa butir beras yang tak bisa ia pakai untuk memasak.
Kondisi kesulitan ekonomi seperti ini dirasakan oleh Nenek Esterina bertahun tahun sejak meninggalnya suami 12 tahun silam.
Takdir berkata lain, Nenek Esterina tak menyangka, hari itu tepatnya tanggal 20 Mei 2025, sorot matanya ditajamkan ke arah timur dari tempat ia duduk, ada bayangan serta derap langkah seseorang berjalan menuju gubuknya.
Dilihatnya seorang pria berseragam cokelat yang rupanya seorang anggota polisi mendatangi kediamannya, ia mengira sedang bermasalah dengan hokum.
Sambil berjalan, bripka Fabianus Byando Mere memanggul sekarung beras berukuran 25 kilogram di bahunya dan satu dos mie instan serta beberapa bungkus makanan ringan di dalam tas rangselnya.
Sambil duduk berhadapan dengan Nenek Esterina di depan gubuknya, bripka Fabianus byando Mere memperkenalkan diri dan meyampaikan maksud dan tujuannya dalam bahasa dawan sambil menyodorkan bawaannya kepada nenek Esterina.
Bantuan itu adalah pemberian dari donatur yang ia saluran langsung kepada nenek Esterina. Pertemuan mereka di hari itu merubah suasana kehidupan dan harapannya menjadi nyata.
Sambil mengusap deraian air mata menggunakan ujung kain sarung berwarna biru di pipi, tangan Nenek Esterina perlahan menerima bantuan yang diserahkan oleh pria berseragam coklat itu disaksikan kepala dusun c, Djafar Banfatin.
"Terimakasih atas bantuan ini, saya sudah bisa masak untuk makan, memang dari pagi belum makan karena beras habis,"ucap Esterina lirih nyaris tak terdengar.
Kepada penulis, Bripka Fabianus Byando Mere menceritakan, setiap hari ia menempuh perjalanan sejauh 55 kilometer dengan waktu tempuh 1,5 jam dari Kota Soe menuju Kecamatan Amanuban Timur yang merupakan wilayah tugasnya.
Di Polsek inilah, Bripka Fabianus mulai menjalani aktifitasnya sebagai seorang anggota Bhabinkamtibmas, sebagai Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, ia pun memiliki kepedulian terhadap masyarakat di wilayah Desa Binaannya.
Kepedulian mulai dari segi kambtibmas maupun kondisi ekonomi masyarakat yang tergolong masih berpenghasilan di bawah standar.
Bripka Fabianus adalah anggota Bhabinkamtibmas di Polsek Amanuban Timur dengan 5 wilayah Binaan yakni Desa Billa, Desa Mauleum, Desa Sini, Desa Oelet, dan Desa Tli'u.
Luasnya wilayah Binaan kerap membuatnya kesulitan mengidentifikasi masyarakatnya yang kekurangan ekonomi apalagi seperti nenek Esterina. Namun tanpa kenal menyerah, ia menjalani tugas negara dengan penuh tanggungjawab.
Bripka Ando, sapaan akrabnya mengakui kisah awal bisa ketemu nenek ini setelah mendapatkan informasi dari kepala dusun C Desa Billa atas nama Djafar Banfatin.
Kepada dirinya, Djafar Banfatin menyampaikan ada seorang lansia yang butuh perhatian serius. Pasca mendapat informasi itu, ia pun bergegas mencari dan menemukan informasi dimaksud.
"Saat itu, saya pun mendatangi kediaman nenek Esterina untuk memastikan bantuan apa yang harus saya berikan segera,"ungkapnya.
Bripka Ando yang saat ini masih menjabat sebagai Kanit Reskrim polsek Amanuban Timur mengungkapkan bahwa saat menemui nenek Esterina, ia mendapati kondisi nenek itu sangat memprihatinkan.
Berdasarkan informasi dari para tetangga maupun kepala Dusun bahwa Nenek Esterina Anaskol telah menjanda selama 12 tahun tanpa anak dan tinggal seorang diri di dalam sebuah rumah bulat beratap daun gewang yang sudah banyak berlubang serta berlantaikan tanah.
"Jika hujan turun maka nenek janda tersebut akan tidur di atas tanah yang basah dan becek beralaskan karung sak semen,"katanya.
Melihat kondisi yang memprihatinkan itu, ia mengambil inisiatif untuk membelikan kasur gulung, bantal dan selimut baru serta sembako untuk nenek Esterina.
"Awalnya saya Salurkan bantuan secara pribadi, Saya kasi beras jatah, kasur gulung, bantal dan sembako secukupnya,"ungkapnya
Pesatnya perkembangan Teknologi, tak membuat polisi yang satu ini ketinggalan jaman, Ia kemudian memanfaatkan medsos Tiktok dengan nama akun BHABIN SINI kemudian sambil iseng memposting kondisi keadaan rumah nenek Esterina yang sangat memprihatinkan kondisinya.
Postingan inilah yang kemudian menarik empati dari netizen dan akhirnya beberapa di antaranya meminta cara menyalurkan bantuan kepada nenek tersebut.
"Lalu ada beberapa penonton yang minta nomor rekening dengan tujuan ingin menyalurkan bantuan kepada nenek Esterina,"kisahnya.
Menurutnya, uang dari para donatur lokal ia belikan dalam bentuk barang kemudian saat menyalurkannya ia tak lupa membuat video sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial kepada donatur.
"Saat serahkan bantuan, saya videokan dan mengupload videonya di akun TikTok dengan nama BHABIN SINI sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan donasi kepada donatur,"tambahnya.
Tak disangka, respons positif terus berdatangan dari berbagai daerah, ada 13 donatur lain telah siap dan mempercayakan donasinya kepada Bripka Ando dengan nilai bervariasi.
Dikisahkan, dari uang yang terkumpul dibuatkan rumah sederhana dengan ukuran 3x4 meter beratapkan seng berlantai semen dan memasang lampu untuk penerangan di rumah baru tersebut.
"Akibat terkendala dengan cuaca hujan pekerjaan sempat tertunda, namun pada hari senin 16 Juni 2025 rumah sudah selesai dibangun bahkan sudah dapat di tempati oleh nenek Esterina Anaskol,"imbuhnya.
Kini Nenek Esterina tak lagi ragu, sebab rumah layak huni sudah jadi
Kepedulian Bripka Ando direspon positif oleh Kepala Desa Billa Nimrot Obaja Nitiano, ia mengungkapkan bahwa total kepala keluarga di wilayahnya terdapat 600 Kepala Keluarga.
Dari jumlah tersebut hampir semuanya berprofesi sebagai petani musiman, jika curah hujan kurang maka berdampak pada hasil kebun sudah pasti berkurang.
Kondisi yang sama tentunya dialami juga oleh salah satu masyarakatnya atas nama Nenek Esterina Anaskol.
"Kami berterimakasih karena bantuannya sangat bagus, nah terkait dengan Pak babin bangun rumah untuk nenek Esterina kami sangat gembira,"ungkap Nimrot Obaja Nitiano, Jumat, 20/62025.
Dihubungi terpisah, Kapolres TTS, AKBP Sigit Harimbawan sangat mendukung anggotanya di lapangan yang selalu hadir di tengah masyarakat dengan membawa perubahan-perubahan kecil.
Ia menyebut inisiatif tersebut sebagai wujud nyata kehadiran polisi di tengah masyarakat, dengan cara menjangkau yang tak terlihat dan melihat yang tak terjangkau.
“Tentunya kami sebagai pimpinan sangat mendukung dan mengapresiasi cara-cara seperti yang telah dilakukan oleh anggota kami, memang itulah yang diharapkan agar polisi bisa hadir di tengah masyarakat membantu kesulitan dengan berbagai cara yang positif serta membawa dampak yang baik,"terangnya.
Kisah Bripka Fabianus Byando Mere bukan saja sebagai penegak hukum tetapi berperan sebagai penyambung asa bagi masyarakat pedalaman yang paling membutuhkan.
Editor : Sefnat Besie