Bupati TTU Launching Beras Organik Eco Enzyme, Langsung Diborong Jabal Mart Kefamenanu

KEFAMENANU, iNewsTTU.id - Bupati Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Provinsi NTT, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, S.IP, MA. secara resmi melaunching beras organik Eco Enzyme, Selasa (27/5/2025).
Beras organik produksi petani lokal binaan Komunitas Eco Enzyme NTT dan Dinas Pertanian Kabupaten TTU tersebut dilaunching menggunakan nama lokal, seperti, beras Atoin Meto dari persawahan Naen, Beras Nona Biinmaffo dari Lurasik, Beras Nona Oekopa dari persawahan Oekopa, Beras Nona Sekon dari persawahan Sekon, Beras Bian dari persawahan Ponu produksi Jemaat GMIT Biboki Anleu dan Beras Aen Ani Inbate dari Desa Inbate.
Kegiatan yang dilaksanakan mulai pukul 10.00 WITA bertempat di halaman depan kantor bupati TTU, tersebut dihadiri Wakil Bupati TTU, Kamillus Elu, SH, Sekda TTU, Fransiskus Bait Fay, S.Pt.,M.Si, perwakilan unsur Forkopimda terkait, seperti, Kodim 1618/TTU, Polres TTU, Kejaksaan Negeri Kefamenanu, dinas terkait, penyuluh pertanian dan kelompok tani.
Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, saat memberikan sambutan menyampaikan terimakasih kepada para petani bersama Dinas Pertanian kabupaten TTU, yang selama ini telah berusaha menerapkan pola pertanian yang ramah lingkungan, pertanian eco enzyme.
"Semoga usaha pertanian dengan memanfaatkan eco enzyme ini terus berlanjut sehingga dapat membawa dampak positif tidak hanya bagi lingkungan namun juga bagi kesehatan serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui produk unggulan daerah," ujar Bupati TTU periode 2025-2030 ini.
Lebih lanjut Bupati Fallen Kebo, menjelaskan, beras eko-enzim dengan nama brand lokal menimbulkan rasa bangga tersendiri lantaran dapat memproduksi beras dengan brand lokal dengan kualitas premium.
Namun, lanjut Bupati Fallen, usaha ini tidak boleh hanya berhenti pada tahapan launching, melainkan langkah awal menuju sebuah tujuan yang lebih besar. "Kita tidak lagi mengimpor beras dari luar daerah bahkan luar negeri untuk memenuhi kebutuhan daerah sendiri. Dari sisi potensi, kita memiliki potensi yang cukup baik. Dari luas lahan, masih banyak area potensial yang dapat dijadikan lahan pertanian eko-enzim. Dari sisi bahan eko-enzim sendiri, cukup tersedia di lingkungan karena merupakan hasil fermentasi limbah organik yang tersedia di alam," ungkapnya.
Dikatakannya, dari sisi potensi pasar, beras eko-enzyme cukup menjanjikan, terutama dalam segmen beras organik dan konsumen yang peduli lingkungan. Eko-enzyme dibuat dari limbah organik seperti kulit buah dan sayuran, menawarkan manfaat sebagai pupuk organik dan pestisida alami, sehingga dapat meningkatkan kualitas beras dan hasil panen.
Terkait tantangan yang dihadapi dalam implementasi eco enzyme, pertama, masih banyak petani yang belum mengetahui. Untuk itu, dibutuhkan sosialisasi dan edukasi secara konsisten.
Kedua, Kualitas hasil pertanian eko-enzim dapat bervariasi tergantung pada proses fermentasi dan bahan baku yang digunakan. Maka standarisasi produk eko-enzim menjadi penting untuk memastikan efektivitasnya.
Ketiga, implementasi eco enzyme dalam skala besar memerlukan investasi awal yang cukup signifikan. Petani kecil mungkin menghadapi kesulitan dalam mengakses teknologi ini. Dari tantangan-tantangan yang saya sebutkan diatas maka dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak untuk menjawab tantangan diatas, baik dari dinas pertanian sebagai leading sector bersama stakeholder terkait, petani itu sendiri, maupun dari pihak swasta.
"Pemerintah daerah senantiasa berusaha mencari solusi terbaik guna meningkatkan produktivitas pertanian di kabupaten TTU, termasuk penyediaan pasar bagi pemasaran beras eco enzyme ini," tutupnya.
Jadikan TTU sebagai Pusat Produksi Beras Organik di Wilayah Perbatasan
Terpisah, Plt. Kepala Dinas Pertanian TTU, Charles Malelak dalam kesempatan tersebut, menambahkan, keberhasilan produksi beras berbasis Eco Enzyme merupakan hasil pendampingan teknis, pelatihan serta aplikasi di lahan pepersawahan masyarakat petani cara
berkelanjutan. "Hasilnya sangat positif, karena selain meningkatkan kualitas beras, juga menurunkan biaya produksi," jelas Charles.
Ke depan, lanjut Charles, Dinas Pertanian akan memperluas cakupan program ini ke lebih banyak desa dan kelompok tani, sambil tetap memperhatikan aspek standarisasi dan sertifikasi produk agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
"Kami siap mendampingi para petani mulai dari hulu hingga hilir, termasuk dalam hal pengemasan dan pemasaran. Target kami adalah menjadikan TTU sebagai pusat produksi beras organik di wilayah perbatasan," pungkasnya.
Dengan peluncuran beras organik berbasis Eco Enzyme ini, Pemerintah Kabupaten TTU menegaskan komitmennya untuk menjadi pelopor pertanian berkelanjutan di Nusa Tenggara Timur. Langkah ini sekaligus memperlihatkan arah pembangunan daerah yang berpihak pada lingkungan, ekonomi lokal, dan ketahanan pangan jangka panjang. "Kita mulai dari sini. Ini adalah awal vang baik," tegasnya.
Beras Organik Eco Enzyme Tersedia di Jabal Mart Swalayan
CEO Jabal Mart Swalayan, Fahmi H. Abdullahi, S.E. yang hadir pada kesempatan tersebut langsung memborong beras organik Eco Enzyme usai acara launching yang dipimpin langsung Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo.
Beras organik yang langsung dibeli, kata Fahmi, berangkat dari rasa memiliki dan kepedulian yang tinggi kepada petani lokal di Kabupaten TTU menuju swasembada pangan. "Kalau bukan kita yang beli sebagai anak daerah mana siapa lagi yang mau mengangkat ini (padi organik Eco enzyme,red) maka siapa lagi," jelasnya komitmen.
Fahmi menjelaskan, ke depan, kemasan beras organik Eco Enzyme akan diperbaharui lebih menarik lagi sehingga bisa bersaing di pasar bebas. "Kalau bisa beras ini bisa dibeli oleh PNS. Ini beras enak. Harus beli beras lokal. Ini produksi lokal. Ngapain kita beli beras dari luar. Yang masih kurang adalah kemasannya. Kita akan perbaiki," tegas Staf Khusus Bupati TTU Bidang Pemberdayaan UMKM dan Ekonomi Rakyat ini.
Melalui jaringan supermarket Jabal Mart dengan moto "Belanja Nyaman dan Harga Hemat" yang berada di Kota Kefamenanu, Atambua dan Kota Kupang, maka beras organik Eco enzyme akan dipasarkan. Untuk itu, diharapkan jika pasar telah berkembang maka pasokan beras organik harus selalu tersedia sesuai permintaan.
Editor : Sefnat Besie