get app
inews
Aa Text
Read Next : Bank Salah Transfer Uang Rp744,1 Triliun Masuk Rekening Pria ini, Simak Endingnya

Bank Ini Salah Transfer Rp1,3 kuintiliun ke Rekening Nasabah, 90 Menit Baru Terdeteksi

Jum'at, 14 Maret 2025 | 18:02 WIB
header img
Bank di AS nyaris transfer USD81 triliun ke rekening nasabah. Nominal ini setara Rp1.334.252.359.424.698.400 atau Rp1,3 kuintiliun. Foto/foto, ist

WASHINGTON, iNewsTTU.id – Salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, Citigroup, nyaris mentransfer USD81 triliun (setara dengan Rp1,3 kuintiliun) ke rekening nasabah pada April tahun lalu. Kesalahan ini terjadi akibat salah input data oleh seorang karyawan bank dalam proses transfer, yang dikenal dengan istilah fat finger (kesalahan pengetikan).

Menurut laporan dari Financial Times, staf bank tersebut secara keliru mengetikkan nominal USD81 triliun yang sangat besar, padahal yang diminta sebenarnya hanya USD280. Kesalahan ini terjadi meskipun dua karyawan Citigroup telah memeriksa transaksi tersebut sebelum disetujui. Transaksi yang sangat besar ini kemudian berhasil disetujui dan ditandai untuk diproses keesokan harinya.

Namun, kesalahan tersebut baru terdeteksi sekitar 90 menit setelah transaksi dilakukan, ketika karyawan ketiga menyadari adanya masalah pada saldo total rekening bank tersebut. Meskipun nominal yang sangat besar tersebut sempat tercatat, tidak ada dana yang benar-benar keluar dari brankas bank. Ini karena transaksi sebesar USD81 triliun hanya melibatkan dua rekening internal Citigroup.

Citigroup segera bertindak cepat untuk membalikkan transaksi ini beberapa jam kemudian. Melalui pengendalian detektif, bank berhasil mengidentifikasi kesalahan input dan membatalkan transaksi tersebut. "Pengendalian detektif kami segera mengidentifikasi kesalahan input antara dua rekening besar Citi dan kami membalikkan entri tersebut," ujar juru bicara Citigroup. Mereka juga menambahkan bahwa sistem pengendalian pencegahan mencegah dana keluar dari bank.

Pihak Citigroup menegaskan bahwa pembayaran sebesar itu sebenarnya tidak mungkin dilakukan, mengingat jumlah yang sangat tidak wajar untuk transaksi tersebut.

Laporan ke Pengawas Keuangan

Citigroup melaporkan insiden tersebut kepada pengawas keuangan, termasuk Federal Reserve dan Office of the Comptroller of the Currency. Bank tersebut menyebut insiden itu sebagai kejadian "hampir terjadi" karena kesalahan yang tak disengaja. Citigroup juga mencatat bahwa pada tahun 2024, mereka terlibat dalam 10 insiden serupa di mana transaksi senilai USD1 miliar atau lebih disetujui secara keliru, meskipun jumlahnya menurun dibandingkan dengan 13 insiden pada tahun 2023.

Peningkatan Pengendalian Risiko Citigroup

Citigroup, yang memiliki aset sebesar USD2,4 triliun pada kuartal ketiga tahun lalu, telah mengambil langkah-langkah untuk memperkuat pengendalian risikonya. Hal ini sejalan dengan rencana Jane Fraser, CEO Citigroup, yang sejak 2022 menekankan perlunya meningkatkan sistem pengendalian risiko dan mengotomatiskan lebih banyak proses transaksi.

Sebagai catatan, Citigroup sebelumnya didenda USD400 juta oleh Office of the Comptroller of the Currency setelah secara tidak sengaja mentransfer USD900 juta kepada perusahaan kosmetik Revlon, yang berujung pada proses hukum yang panjang. Kesalahan itu juga menyebabkan pemecatan Michael Corbat, mantan CEO Citigroup.

Prioritas Perbaikan

Jane Fraser menegaskan bahwa memperbaiki pengendalian risiko Citigroup tetap menjadi "prioritas utama," terutama untuk menghindari kejadian-kejadian yang merugikan seperti insiden yang hampir terjadi pada transaksi USD81 triliun ini.

 

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut