get app
inews
Aa Text
Read Next : Pulau Flores Ditargetkan Jadi Destinasi Wisata Religi Katolik di Indonesia, Apa Saja Daya Tariknya

Umat Katolik Wajib Tahu 10 Hal Penting Tentang Rabu Abu dan Maknanya

Kamis, 06 Maret 2025 | 14:18 WIB
header img
Ilustrasi Rabu Abu. Foto: Istimewa.

KEFAMENANU, iNewsTTU.id - Rabu Abu menandai dimulainya masa suci Prapaskah, yang disusun untuk mempersiapkan diri secara rohani dalam menjalani sengsara bersama Tuhan dan merayakan kebangkitan-Nya pada Minggu Paskah.

Dilansir dari Catholic News Agency, berikut adalah 10 hal penting yang perlu diketahui umat Katolik tentang Rabu Abu dan maknanya:

1. Rabu Abu adalah hari pertama Prapaskah.
Rabu Abu menandai dimulainya 40 hari di mana Gereja memanggil umat beriman untuk bertobat dan benar-benar mempersiapkan diri menjalani misteri sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus.

Kitab Misale Romawi, yang mengatur ritual Rabu Abu, menjelaskan bahwa dalam Misa, abu yang terbuat dari daun palma yang diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya diberkati dan ditempelkan pada dahi umat beriman.

2. Pemanfaatan abu berkembang selama bertahun-tahun.
Tradisi meletakkan abu pada orang yang bertobat sudah ada sejak zaman Gereja awal. Saat itu, orang-orang meletakkan abu di kepala mereka dan menghadap jemaat dengan "jubah pertobatan" untuk menerima sakramen rekonsiliasi pada Kamis Putih. Dimulai pada abad ke-11, Gereja Roma meletakkan abu pada semua umat beriman yang datang pada awal masa ini.

3. Abu mengingatkan kita akan perlunya belas kasihan Tuhan.
Abu adalah sebuah simbol. Fungsinya dijelaskan dalam No. 125 dari Direktori Kesalehan dan Liturgi Rakyat, sebuah dokumen yang diterbitkan oleh Departemen Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen:

“Dalam ritus Romawi, awal dari 40 hari penebusan dosa ditandai dengan simbol abu yang keras, yang digunakan dalam liturgi Rabu Abu. Penggunaan abu merupakan kelanjutan dari ritus kuno yang menurutnya para pendosa yang bertobat menyerahkan diri mereka pada penebusan dosa kanonik. Tindakan mengenakan abu melambangkan kerapuhan dan kefanaan, dan kebutuhan untuk ditebus oleh belas kasihan Allah. Jauh dari sekadar tindakan eksternal, Gereja telah mempertahankan penggunaan abu untuk melambangkan sikap penebusan dosa internal yang harus dilakukan oleh semua orang yang dibaptis selama Prapaskah. Umat beriman yang datang untuk menerima abu harus dibantu dalam memahami makna internal tersirat dari tindakan ini, yang mengarahkan mereka menuju pertobatan dan komitmen Paskah yang diperbarui.”

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut