Salah satu segmen paling menarik, kata Yusak, ialah ketika Prabowo menyinggung argumentasi Ganjar dan Anies yang tidak menggunakan data akurat. Namun, Prabowo juga tidak sanggup menyajikan data ketika ditantang Ganjar dan Anies. Prabowo malah menawarkan diskusi di luar sesi debat KPU.
"Terkait dengan serapan anggaran ataupun MEF yang belum memenuhi target sekalipun itu sudah dijawab Pak Prabowo. Salah satunya karena banyak pemangkasan anggaran. Tetapi, akan lebih bagus lagi kalau Pak Prabowo bisa menyuguhkan data pembanding yang real sebagai sesuatu yang objektif," kata Yusak.
Lantas bagaimana dengan Anies? Menurut Yusak, Anies tampil trengginas. Sayangnya, eks Gubernur DKI Jakarta itu terlampau ingin menyerang Prabowo secara personal. Ia mencontohkan pertanyaan Anies kepada Prabowo soal standar etika yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin di bidang pertahanan.
"Anies terlibat perdebatan yang sebetulnya tidak terlalu urgen ketika menyinggung masalah standar etik pimpinan yang dikaitkan dengan pencawapresan Mas Gibran. Menurut saya, itu dua hal yang cukup berbeda. Ketika Pak Anies mengangkat dengan etika di sektor keamanan dan dikaitkan soal etika di bidang politik," ucap Yusak.
Ketika itu, Anies juga mempertanyakan standar etika Prabowo saat jalan terus bersama cawapresnya Gibran Rakabuming Raka meskipun sadar pencalonan Gibran lewat proses uji materi yang cacat etik di Mahkamah Konstitusi (MK). Ia juga menyinggung Prabowo yang beberapa waktu lalu mengolok-olok etika di acara internal Partai Gerindra.
"Dan kemudian dalam pidato di (acara Gerindra) Bapak mengolok-olok tentang pentingnya etika. Saya tidak tega untuk mengulanginya. Pertanyaannya apa penjelasan Pak Prabowo soal itu semua?" kata Anies.
Pertanyaan-pertanyaan itu memantik emosi Prabowo. Tanpa merinci, Ketum Gerindrai itu menyebut Anies tidak berhak berbicara soal etik. "Saya merasa bahwa Anda itu posturing. Anda menyesatkan. Itu saja," kata Prabowo.
Editor : Sefnat Besie