Pensiun dari jabatannya pada 2 Juni 2007, Mgr. Anton Pain Ratu terus berperan dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan, termasuk dalam menyuarakan penghentian kekerasan dan pengrusakan masyarakat Atambua terkait eksekusi mati pada tahun 2006.
Dengan kepemimpinan yang berpihak kepada kaum kecil dan tertindas, Mgr. Anton Pain Ratu telah meninggalkan jejak yang kuat dalam memperkuat persatuan antaragama di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara, kawasan perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Timur (Timtim).
Umat Katolik dan masyarakat setempat bersyukur atas panjang umur dan dedikasi Mgr. Anton Pain Ratu dalam pelayanannya, serta mendoakannya agar terus menjadi teladan bagi generasi mendatang.
Editor : Sefnat Besie