GAZA, iNewsTTU.id--Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah ditutup, meninggalkan sekitar 45 pasien yang membutuhkan pembedahan terlantar di ruang tunggu.
Kepala rumah sakit, Atef al-Kahlout, menyatakan bahwa rumah sakit berhenti beroperasi karena ketidakmampuan klinis dan kurangnya berbagai pasokan.
Meskipun memiliki kapasitas untuk 140 pasien, rumah sakit tersebut sekarang menampung sekitar 500 pasien, dengan 45 di antaranya memerlukan "intervensi bedah segera".
Al-Kahlout juga menyebutkan kekurangan pasokan yang parah sebagai alasan utama penutupan. Foto-foto dari rumah sakit menunjukkan kondisi memprihatinkan, dengan pasien terluka berjejer di lorong-lorong, sebagian tengkurap di genangan darah.
Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri Indonesia dan MER-C, yang mengelola rumah sakit itu, belum mengonfirmasi penutupan tersebut. Rumah Sakit Indonesia juga telah menampung pengungsi di dekat kamp Jabalia.
Israel telah membatasi pasokan air, makanan, listrik, dan bahan bakar di Gaza, yang mengakibatkan situasi kemanusiaan yang memprihatinkan.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 11.400 orang, termasuk 4.600 anak-anak, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Rumah Sakit Indonesia sebelumnya dituduh oleh militer Israel sebagai tempat "pusat komando dan kendali bawah tanah" untuk Hamas. Klaim ini dibantah oleh pejabat Palestina dan kelompok Indonesia yang mendanai rumah sakit tersebut.
Di tengah konflik, kekhawatiran tumbuh terhadap ribuan warga sipil yang terjebak di Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza.
Amerika Serikat mendukung klaim bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando, sementara Israel merilis video yang katanya menunjukkan terowongan Hamas di kompleks tersebut.
Artikel ini dari Okezone.com dengan : judul Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza: Kami Berhenti Beroperasi
Editor : Sefnat Besie