KIEV, iNews.id - Perubahan baru-baru ini dalam peraturan wajib militer di Ukraina mengharuskan petugas medis dan apoteker perempuan datang ke kantor wajib militer terdekat untuk memperbarui data pribadi mereka untuk kemungkinan pendaftaran.
Dilaporkan terjadi gelombang pengunduran diri dari apotek menjelang berlakunya keputusan tersebut.
"Elena Prudnikova, ketua asosiasi bisnis farmasi Ukraina, mengatakan pada outlet berita online Strana.ua Jumat lalu, 'Pemilik apotek panik. Orang-orang mengundurkan diri dan pindah ke Eropa sebelum mereka dapat dihentikan di perbatasan.'"
"Siapa yang tahu siapa yang akan bekerja, mengingat industri ini sudah berada dalam krisis yang serius," tambahnya.
Undang-undang Ukraina memberikan perempuan dengan profesi tertentu, berusia 18 hingga 60 tahun, pilihan untuk mendaftar ke otoritas wajib militer sehingga mereka dapat direkrut sesuai kebutuhan.
Kementerian Pertahanan memiliki wewenang untuk menjadikan pendaftaran ini sebagai keharusan dan telah melakukannya bagi para petugas medis dan apoteker awal bulan ini.
Mandat ini mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober. Kiev juga meningkatkan upayanya untuk menambah jajaran militernya dengan melonggarkan kelayakan.
Calon wajib militer dilarang meninggalkan negara tanpa pengecualian khusus. Menurut media lokal, menegakkan aturan ini bagi perempuan mungkin sulit karena Ukraina belum meluncurkan database elektronik yang dapat digunakan petugas pengawas perbatasan untuk memeriksa para pelancong. Namun, rancangan undang-undang untuk pendaftaran tersebut sedang diajukan di parlemen.
"Vasily Voskboynik, kepala asosiasi agen kepegawaian internasional Ukraina, menyatakan, 'Banyak petugas medis wanita yang segera bersiap untuk berangkat ke Eropa.'"
"'Dengan profesi yang mereka miliki, mereka memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan pekerjaan di sana,' ungkapnya.
Registrasi wajib telah dilakukan sejak tahun lalu, namun upaya pertama Kementerian Pertahanan memerintahkan hal tersebut memicu kemarahan publik secara massal, sehingga terpaksa dilakukan penundaan.
Kiev sedang berjuang untuk mengisi kembali unit militernya setelah serangan balasan musim panas yang mahal terhadap posisi Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin memperkirakan bulan ini Ukraina telah kehilangan lebih dari 71.000 tentara dalam upaya tersebut.
"Seorang desertir Ukraina berusia 20 tahun mengatakan kepada The Times pekan lalu, 'Saya benar-benar siap untuk menembak kaki saya sendiri daripada kembali ke garis depan.'"
"Dia mengaku telah menerima dua luka di medan perang dan tidak ingin kembali 'setelah melihat begitu banyak korupsi dan ketidakmampuan' di militer Ukraina."
"Dia melarikan diri dari unitnya setelah dokter mengizinkannya untuk bertugas di garis depan meskipun ada serpihan peluru yang tertinggal di bahunya."
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta