get app
inews
Aa Text
Read Next : Lanud El Tari Aktif Dukung Pelestarian Sejarah Pembentukan Provinsi NTT

Pertama di NTT, Kabupaten Ini Punya Mesin Ubah Udara jadi Air Atasi Kekeringan

Jum'at, 08 September 2023 | 19:13 WIB
header img
Pertama di NTT, Kabupaten Ini Punya Mesin ubah Udara jadi Air Atasi Kekeringan. Foto: ist

SOE, iNewsTTU-Kekeringan yang mendera sebagian besar wilayah Provinsi NTT membuat  masyarakatnya kesulitan mendapatkan air bersih.  Apalagi untuk kebutuhan pertanian. 

Baru baru ini, teknologi sederhana yang mengubah udara menjadi air diperkenalkan di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT. 

Teknologi yang baru pertama di NTT ini kemudian diresmikan Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Egusem Pieter Tahun di Desa Tesiayofanu, Kecamatan Kie, pada Rabu (6/9/2023). 

 "Teknologi ini merupakan yang pertama di TTS, sehingga kita berharap bisa membantu masyarakat Desa Tesiayofanu dalam memanfaatkan lahan dan juga kebutuhan air bersih lainnya," kata Bupati. 

Dia menambahkan, diharapkan semua kebutuhan yang berkaitan dengan air bersih bisa sedikit teratasi. 

"Dan sambil kita terus membangun daerah ini agar terbebas dari berbagai persoalan, seperti penurunan angka stunting, perilaku hidup bersih dan sehat, dan persoalan lainnya," ujarnya. 

Teknologi pengubah udara menjadi air, merupakan hasil kombinasi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan air water generator (AWG) atau mesin pengubah udara menjadi air. 

Teknologi AWG ini terdiri dari 10 buah mesin yang bekerja untuk mengubah udara menjadi air. Dalam 1x24 jam, setiap unit mesin menghasilkan 35-40 liter air. 

Sehingga dari 10 mesin yang ada dapat menghasilkan 400 liter air bersih. Air yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian dengan sistim irigasi tetes yang hemat air.

Proyek pengolahan udara menjadi air ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun atas kerja sama antara Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Universitas Nusa Cendana (Undana), J Trust Bank dan Pemda TTS, Pemerintah Desa Tesiayofanu dan masyarakat.

Dalam proses kerja sama, terdapat tiga program, yakni penyediaan air bersih lewat alat pengkonversi udara menjadi air dengan menggunakan sumber listrik tenaga surya, pertanian hijau untuk kelompok kaum muda dan pendidikan kepemimpinan untuk kaum muda perempuan. 

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Undana, Damianus Adar berharap bisa terus berkolaborasi dan bersinergi membangun daerah. 

"Kami dari Undana berharap lewat teknologi ini bisa dimanfaatkan dengan baik, masyarakat bisa menanam tanaman dan bisa ditata dengan baik untuk bisa terus bermanfaat," ujarnya. 

Eksekutif Direktur Plan Indonesia, Dini Widiastuti menambahkan, selain di TTS pihaknya juga melaksanakan program di Lembata, Nagekeo.

 "Harapannya, ke depan bisa menciptakan masyarakat desa yang mandiri, supaya semua program yang sudah dilakukan bisa berkelanjutan. Untuk itu, perlu dilakukan pemeliharaan, pemanfaatan, dari semua komponen masyarakat desa terutama kaum muda,” ujarnya.

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut