KUPANG, iNewsTTU.id--Belum banyak warga NTT yang tahu tentang figur kader muda NTT yang satu ini. Pribadi yang humble, tegas dan berprinsip serta sangat professional dalam berpikir dan bertindak hingga diberi julukan Obama dari Timur.
Figur Muda ini lahir di Atambua, tanggal 28 September 1973. Ayah bernama Lukas Stefanus Nani Raga, almarhum (seharusnya Rangga), asal Kecamatan Kodi, Sumba Barat Daya, seorang Purnawirawan TNI AD berpangkat Sersan Mayor dan menjabat Danramil Kecamatan dan ibu bernama Helena Lintje Nillan, asal Flores Timur, pernah bekerja pada Kantor Gubernur NTT dan harus berhenti demi melayani suami dan anak anak.
Dr. Thomas bersekolah di SD Katolik Nela, melanjutkan ke SMPD Nela, melanjutkan 2 tahun di Seminari St. Imaculata Lalian dan menyelesaikan studi di SMA Katolik Surya Atambua.
Sejak kecil, kepemimpinan Dr.Thomas sudah terlihat sehingga dipilih sebagai Ketua Osis SMPD Nela dan SMAK Surya Atambua. Setelah lulus SMAK Surya, Dr. Thomas bingung mau lanjutkan kuliah atau tidak.
Maklum, kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat Dr Thomas enggan untuk melangkah.
Syukur karena Tuhan mendengar doa-doanya sehingga dinyatakan lulus penerimaan Praja Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
Menjalani Pendidikan di STPDN selama 4 tahun, lalu melanjutkan Pendidikan Sarjana di Institute Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta, S2 dan S3 di Fisipol UGM (lulus S2 CUMLAUDE). Bagi Dr. Thomas, pencapaian ini adalah anugerah Tuhan.
"Saya tidak membayangkan bisa meraih gelar Pendidikan dengan strata tertinggi Doktoral. Semua dilalui melalui program BEASISWA. Saya hanya meminta dukungan doa dari orang tua, selebihnya saya berjuang secara mandiri. Rumusnya jika nilai bagus, karakter OK maka Tuhan membuka jalan,"kisahnya.
Saat ngobrol soal karier, Dr. Thomas sedikit menarik napas. Betapa tidak, perjalanan karier beliau tersendat hanya karena soal perhelatan politik lokal di tingkat Provinsi. Namun itu cukup dikenang sebagai momentum mendewasakan karier birokrasinya.
Mungkin benar kata injil “tiada nabi yang tidak dihormati kecuali di tempat asalnya”. Setelah 7 (tujuh) kali bermutasi di level eselon IV alias spesialis eselon IV, Dr. Thomas mengambil keputusan mutasi ke Pemerintah Pusat atas support Prof.
Cornelis Lay, almarhum.
Saat pindah Jakarta langsung dipromosi eselon III, setelah itu langsung eselon II, dan lebih spektakuler langsung eselon I.
Pertayaannya koq bisa secepat itu? Dr Thomas menjawab singkat “TUNJUKAN KOMPETENSI, JAGA INTEGRITAS SERTA LAHIRKAN PIKIRAN CERDAS, dan tak lupa jaga RELASI dengan cara RENDAH HATI.
Perjalanan karier Dr. cukup fantastis. Di usia tergolong muda 48 tahun sudah meraih eselon IA. Ceritera soal perjalanan hidup Dr. Thomas bisa dibuktikan dengan beberapa pencapaian penting diantaranya Pernah menjadi ketua delegasi Indonesia dalam Program Pemimpin Muda Indonesia ke Jepang Tahun 2008, beberapa kali menjadi ketua tim penyelesaian masalah Papua, menjadi ketua delegasi Indonesia dalam perundingan internasional batas negara (Sosek Malindo, Border Crossing Aggrement, Outstanding Border Problem), menjadi PIC Kemendagri dalam penyusunan UU tentang Ibu Kota Negara bahkan diberi tugas khusus menyusun Peraturan Pemerintah tentang Kewenangan Khusus OIKN.
Dr. Thomas sangat paham terkait isu-isu tentang Kawasan, Perkotaan dan Batas Negara. Kompetensi beliau dilengkapi dengan pengalaman penugasan khusus luar negeri baik ke USA, Spanyol, Taiwan, Australia, dan beberapa negara ASIA (Malaysia, Jepang, Korea).
Saat ini, Bapak Presiden sedang memberikan tanggungjawab khusus untuk mengendalikan pembangunan di wilayah Ibu Kota Nusantara.
Tugas spesifik yang lagi diemban adalah menyusun sistem perijinan melalui OSS khusus untuk wilayah IKN, menyusun Perppres tentang pembagian wilayah dan sistem pemerintahan dalam wilayah IKN Nusantara, mengamankan wilayah IKN dari okupan liar, tambang liar, penebangan liar, hunian liar, menjaga stabilitas alur logistic pembanguinan ke IKN serta yang terpenting adalah mengendalikan seluruh program kegiatan pembangunan di wilayah IKN dengan mengacu pada rencana induk, perincian rencana induk, serta rencana tata ruang Kawasan Strategis Nasional.
Mewujudkan ibukota negara baru dengan mengusung konsep green, smart, inclusive, resilient serta sustainable adalah pekerjaan cerdas penuh tantangan. Dr. Thomas telah berhasil menyelesaikan beberapa pekerjaan besar dengan sukses dan karena itulah mendapat reward Promosi ke level tertinggi jabatan birokrasi yakni eselon 1 A.
Pertanyaan penting saat ini adalah apakah Bapak Presiden akan merelakan putra terbaik Nusa Tenggara Timur ini kembali ke kampung halamannya sebagai penjabat Gubernur NTT sementara disaat yang sama harus mengawal target-target strategis dan penting di wilayah Ibu Kota Negara yang sedang dibangun saat ini?
Kita menanti Keputusan mana yang terbaik untuk Dr. Thomas, sang Obama dari Timur.
Editor : Sefnat Besie