Bantu Eliminasi Masalah Stunting, Tanoto Foundation Diberi Penghargaan dari Kepala BKKBN

PALEMBANG, iNewsTTU.id - Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen dibidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, menerima penghargaan dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. 

Penghargaan diterima oleh Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry, dalam acara apresiasi dan penghargaan program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting, dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30, yang digelar di Hotel Wyndham Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/7/2023). 

Baca Juga

IDI Palembang Periksa Seorang Dokter atas Dugaan Pencabulan Istri Pasien

Hadir dalam acara tersebut, sejumlah pejabat dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, BKKBN Pusat, pejabat Provinsi, Kabupaten dan Kota dari berbagai wilayah di Indonesia. 

Penghargaan diberikan karena Tanoto Foundation telah bekerja sama dalam pengembangan buku penyuluhan dan learning management system (LMS) belajar mandiri kelas BKB eliminasi masalah stunting (BKB Emas). 

Selain Tanoto Foundation, sejumlah pihak lainnya juga menerima penghargaan karena ikut berpartisipasi dalam penanganan masalah stunting di Indonesia. 

Baca Juga

Viral! Ini Penampakan Pempek Palembang 5 Biji Seharga Ratusan Ribu Rupiah

Dalam sambutannya, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, mengaku bahagia sekaligus mengapresiasi Tanoto Foundation dan pihak lainnya yang ikut terlibat dalam program percepatan penurunan stunting. 

Sebagai mitra BKKBN lanjut Hasto, Tanoto Foundation dan pihak terkait lainnya telah memberikan kontribusi yang positif untuk menekan masalah stunting di Indonesia. 

"Ini kerja sama yang luar biasa dengan mitra kita. Kita berharap ini terus berlangsung, agar Indonesia bisa bebas stunting," sambung Hasto. 

Baca Juga

Pupus Harapan Menikah Lagi, Calon Suami Baru Tewas Ditikam Mantan

Hasto menjelaskan, Indonesia saat ini khusus dalam bidang kependudukan, telah memasuki tonggak sejarah baru, yakni jumlah rata-rata perempuan melahirkan anak sudah 2,14 paling tinggi dari berbagai riset.

Editor : Sefnat Besie