Hingga kini pihaknya belum temukan kasus yang berkaitan dengan bangun pagi berdampak terhadap psikis anak tetapi justru banyak anak yang memiliki prestasi bagus.
"Sejauh yang Saya mengerti, bukan berarti kegiatan belajar mengajar (KBM) itu dimulai pada saat jam itu (pukul 5 pagi). Seperti Kita disini, KBMnya tetap normal pukul 7 pagi tetapi kebaktian pagi di Gereja termasuk aktivitas sekolah," ungkapnya.
Pastor Paroki Sasi itu menjelaskan, orangtua dimana saja pastinya menginginkan anaknya bangun pagi dengan melakukan pekerjaan rumah misalkan menyapu, masak dan aktivitas lainnya yang membantu orangtua.
"Saya pikir ini sesuatu yang positif. Mungkin karena hal baru makanya tanggapan atau respon orang itu berbeda-beda soal waktu dan itu wajar tetapi dengan pengelaman kita alami dengan kita di asrama, itu sangat positif," jelasnya.
Ia melanjutkan, selain mengajari anak-anak aktivitas pagi, pihaknya juga mengajari anak-anak bersyukur kepada Tuhan berupa perlindungan selama istrahat malam dan sekaligus meminta berkat Tuhan atas aktivitas yang akan berlangsung sepanjang hari ini.
Editor : Sefnat Besie