Dia mengatakan, peluang pasar ternak tikus cukup besar. Menurutnya, selama masih ada penelitian di kampus-kampus, maka permintaan untuk tikus putih masih aman. Adapun tikus putih mencit dan rat biasa dibutuhkan untuk pakan dan penelitian.
"Ada juga dari penghobi, pemancing, yang masih cindil atau masih merah untuk umpan pancing," ujarnya.
Sementara soal kendala yang dihadapi saat beternak tikus adalah ketika ular atau reptil mogok makan karena sedang musim kawin, yakni sekitar September hingga Desember. Namun setelah itu, hingga April akan meningkat kembali permintaannya.
"Fase setengah tahun berhenti jual untuk pakan, setengah tahun ngejor untuk pakan," kata Yoga.
Adapun pemasaran tikus putih saat ini sudah sampai ke Jakarta dan Malang. Ke depan, dia ingin mengembangkan lebih banyak tikus rat lantaran persaingannya tidak terlalu tinggi dan permintaan cukup tinggi.
"Ke depan ingin kembangkan tikus rat untuk kebutuhan penelitian, yang masih sangat kurang di Indonesia. Kalau mencit persaingan sangat ketat, kalau untuk rat, market masih stabil karena demand masih banyak," tuturnya.
Anda terinspirasi? Yuk tunggu apalagi, jangan sia siakan kesempatan dalam menekuni pekerjaan agar bisa sukses.
Editor : Sefnat Besie