get app
inews
Aa Read Next : Pemerintah Naikkan HET Beras Berdasarkan Wilayah di Tahun 2024

Waduh Buwas Sebut Data Kementan Soal Pasokan Beras Surplus tak Sesuai Fakta

Kamis, 08 Desember 2022 | 06:48 WIB
header img
Dirut Bulog Budi Waseso membantah Data Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyatakan pasokan beras nasional surplus. Foto: MNC Media

JAKARTA, iNewsTTU.id-Kementrian Pertanian (Kementan) menyatakan pasokan beras nasional surplus.

Namun data itu kemudian dibantah oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso. Ia menyebut data Kementan tersebut tidak sesuai fakta di lapangan.

Hal itu ia sampaikan saat ditanya Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

"Berdasarkan lapangan, karena saya bukan harus mengecek data ini benar atau tidak, tapi berdasarkan di lapangan dengan data yang kita dapat juga, kita punya juga hasil di lapangan dengan kontrak orang penggilingan, memang barangnya nggak ada," ujar pria yang akrab disapa Buwas saat melakukan pemaparan di RDP Komisi IV. 

Buwas menyimpulkan data yang diungkapkan tidak sesuai dengan fakta.

"Saya simpulkan artinya data dan fakta itu tidak sejalan dari penjelasan itu?," saut Ansy Lema. 

"Iya," dijawab langsung oleh Buwas.

Sebelumnya, dia mengatakan bahwa pihaknya memang mendapatkan data stok beras dari Kementan sebanyak 600 ribu ton itu. Namun, faktanya di lapangan, pihak penggilingan tidak berani kontrak dengan Bulog sebanyak itu. 

Buwas mencontohkan, ada penggilingan yang disebut memiliki stok sebanyak 30 ribu ton, tetapi ketika diverifikasi hanya memiliki stok 3 ribu ton. Sehingga, Buwas bersama tim penyelidik akan melakukan pengecekan ulang. 

"Jadi kita cek ulang, soalnya siapa tahu dia (penggilingan) yang bohong," tuturnya.

Selain itu, ia membeberkan ada pihak yang menyuruh penggilingan menaikan harga. 

Misalnya, ketika penggilingan sudah meneken kontrak dengan harga Rp 10.200 per kilogram, penggilingan tiba-tiba menaikan harga menjadi Rp 11 ribu per kilogram. 

Namun Buwas belum mau membocorkan siapa pihak yang menyuruh mengerek harga beras itu.

"Kita dapat data yang banyak itu tapi sementara dia tidak berani kontrak sebanyak itu dengan kita. Jadi kita cek ulang, soalnya siapa tahu dia yang bohong. Maka di sini ada Satgas pangan terlibat. Karena sebagian besar mereka sudah kontrak dengan Bulog untuk mensuplai," bebernya. 

Buwas menuturkan, supaya masalah beras ini clear, pihaknya akan mengecek di lapangan bersama tim yang melibatkan Satgas Pangan TNI, Dinas dan seluruhnya yang berkaitan, masyarakat bahkan petani. 

"Supaya ini clear, jadi saya tidak mau bermain-main dengan masalah beras ini. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, tapi ini adalah pertanggungjawaban saya sebagai Dirut Bulog di mana harus punya minima 1 juta ton," pungkasnya.

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut