KUPANG, INEWS.TTU.ID-Terdapat satu wilayah di NTT yakni Daerah Rambangaru di Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, tercatat 205 hari tanpa hujan.
Sesuai hasil rekaman Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTT, wilayah itu, pada tahun 2019 lalu Rambangaru pernah tercatat 259 hari tanpa hujan. kondisi itu terekap dalam empat tahun terakhir yakni tahun 2018-2021
Kemudian Kamanggih di Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten Sumba Timur 88 hari tanpa hujan dan Baumata, Kecamatan Baumata, Kabupaten Kupang 102 hari tanpa hujan.
Ryan Sudrajat, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTT, menjelaskan, tiga wilayah itu memang setiap tahunnya mengalami hari tanpa hujan dengan kategori ekstrem panjang.
"Khususnya daerah Rambangaru, setiap tahun tercatat sebagai wilayah yang paling tinggi di Indonesia untuk hari tanpa hujan," kata Ryan.
Bahkan kata Ryan, pada tahun 2019 lalu Rambangaru pernah tercatat 259 hari tanpa hujan.
Ryan menjelaskan, pada umumnya wilayah NTT mengalami hari hujan atau hari tanpa hujan dengan kategori sangat pendek yakni 1-5 hari. NTT pada umumnya mengalami curah hujan kategori rendah yakni 0-50 mm.
Hanya sebagian dengan kategori menengah 51-150 mm yakni sebagian kecil Kabupaten Manggarai, Ende, Sumba Timur, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu.
Hanya ada satu wilayah dengan curah hujan kategori tinggi 151-300 mm yakni sebagian kecil Kabupaten Malaka.
Pihak BMKG lanjut Ryan, mengeluarkan peringatan kepada warga, menyusul saat ini di wilayah NTT telah memasuki masa peralihan musim menuju musim hujan 2022/2023.
Masyrakat lanjut dia, perlu mewaspadai adanya bencana hidrometeorologi (hujan lebat, angin kencang, tanah longsor dan banjir) yang memiliki probabilitas lebih tinggi dibandingkan biasanya.
"Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi hujan dan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba tiba dan dapat menganggu aktivitas sehari hari," kata dia.
Editor : Sefnat Besie