get app
inews
Aa Read Next : Puluhan Ternak Babi Mati di TTU, Diduga Terserang ASF

ASF Masih Jadi Ancaman Bagi Peternak Babi di Sumba Barat, NTT

Kamis, 08 September 2022 | 21:04 WIB
header img
ASF Masih Jadi Ancaman Bagi Peternak Babi di Sumba Barat, NTT. Foto : iNews.id/Pande Wismaya

SUMBA BARAT, iNewsTTU.id - African Swine Fever (ASF) adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada ternak babi hingga 100 %.

Para Peternak Babi di Kabuaten Sumba Barat masih cemas pasalnya dampaknya bisa merugikan warga hingga milyaran rupiah.

Kepala Dinas Peternakan Sumba Barat, Hamadoku Wedo membenarkan belum sirnanya kecemasan warga yang biasa beternak babi pada ancaman virus itu.

Dikatakanya, 80 persen peternak babi alami dampaknya di Sumba Barat.

Tahun 2020 lalu kata Hamadoku, menjadi tahun paling berat bagi warga yang miliki ternak babi di Sumba Barat. Pasalnya ditahun itu, sejak virus ASF masuk ke Kabupaten itu pada bulan Maret, total sebanyak 7.700 ekor babi yang terdata mati hinggga Desember 2020.

“Peternak babi di sini kan piara babinya harus cukup besar dan bisa dipakai untuk adat dan konsumsi itu kisaran harganya mulai 7 juta rupiah. Jadi kalau kita rata – ratakan seharga itu, maka ditahun 2020 saja warga alami kerugian 7,7 miliar rupiah,” jelasnya.

Beruntung urai Hamadoku, sejak awal tahun 2021 hingga kini kematian babi akibat virus ASF kian menurun. Penurunan itu kata dia karena gencarnya sosialisasi petugas dan mulai pahamnya warga tentang virus ASF dan cara menyikapinya.

“Masyarakat bahkan berpartisipasi secara aktif dalam upaya pencegahan penularan penyakit. Peningkatan pemahaman masyarakat disebabkan oleh gencaranya program Komunikasi, Informasi dan Edukasi  atau KIE yang berkesinambungan dari  Dinas Peternakan,” urainya.

Selain itu jelas Hamadoku, Dinas juga melakukan upaya preventif pencegahan penyakit melalui penyemprotan desinfektan di kandang - kandang babi dan penerapan biosekuriti.

“ Menurut perkiraan kami, jika masyarakat mentaati anjuran dalam kampanye ASF, kemungkinan pengurangan proporsi kerugian yang terjadi akibat ASF adalah sekitar 56 sampai 60%,” jelasnya .

Hamandoku juga berharap kampanye  yang terus dijalankan hingga kini bisa terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak penyakit ASF, upaya pencegahan maupun penularannya. Hal lainnya tentu  partisipasi warga secara aktif mendukung program pemerintah dalam upaya memerangi atau paling tidak mengendalikan sebaran penyakit ASF di Sumba Barat.

 

 

Editor : Sefnat Besie

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut