get app
inews
Aa Read Next : Koordinator Komunitas Sto. Tomas Jakarta Sumbangkan 100 Paket Sembako di Dusun Banopo

Warga Pesisir Pantai di TTU Waspada Dampak Fenomena Supermoon

Kamis, 14 Juli 2022 | 07:22 WIB
header img
Fenomena alam Supermoon akan terjadi pada tanggal 14 Juli nanti. Foto: Ist


JAKARTA, iNewsTTU.id - Fenomena Full Buck Supermoon (Bulan Purnama Rusa Super) punya dampak bagi kehidupan di Bumi, dan patut untuk diwaspadai.

Diolah dari EDUSAINSA BRIN (LAPAN), Rabu (13/7/2022), dampak yang ditimbulkan sebagaimana halnya fase Purnama maupun fase Bulan Baru pada umumnya.

Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangeran, mengatakan bahwa Bulan Purnama Rusa Super dapat menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya.

"Pasang laut ini, disebut juga sebagai pasang purnama," kata Andi dalam keterangan resminya.

Andi menerangkan, hal ini bisa terjadi karena konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan atau Matahari-Bulan-Bumi yang segaris dan mengakibatkan masing-masing gaya diferensial (gaya pasang surut) yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama.

Menurut dia, arah pada gaya diferensial berjumlah sepasang, menghadap atau searah dan membelakangi atau berlawanan arah terhadap objek yang menimbulkan gaya tersebut.

Meskipun konfigurasi Bulan berlawanan arah dengan Matahari seperti ketika terjadi Purnama, lanjutnya, tetapi gaya diferensial yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama.

"Arah gaya diferensial yang sama inilah yang membuat resultan/total gaya diferensial yang ditimbulkan lebih besar dibandingkan dengan pasang perbani, yakni saat konfigurasi pada fase perbani/kwartir awal maupun akhir yang mana Matahari-Bumi-Bulan membentuk sudut siku-siku atau 90 derajat," papar dia.

Secara umum, gaya diferensial pasang purnama 27%-38% lebih besar dibandingkan saat pasang perbani jika diperbandingkan pada jarak yang sama.

Konfigurasi ini, turut diperkuat oleh Bulan yang mencapai titik terdekat Bumi saat Purnama Rusa Super dengan penambahan gaya sekitar 25,5% dari gaya diferensial pada jarak rata-rata Bumi-Bulan.

Atas dasar itulah, Andi mengingatkan agar perlu diwaspadai pasang laut tertinggi saat 14 Juli besok, dan dihimbau supaya para nelayan untuk tidak melaut antara dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena ini, yaitu antara 12-16 Juli 2022.

"Perhitungan ini, semata-mata hanya mempertimbangkan faktor astronomis saja dan tidak mempertimbangkan gelombang laut akibat badai angin," tegasnya.

Fenomena ini akan terlihat juga di beberapa Daerah di Indonesia termasuk salah satunya wilayah Kabupaten Kabupaten Timor Tengah Utara, TTU NTT.

 

Editor : Sefnat Besie

Follow Berita iNews Ttu di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut