KEFAMENANU, iNewsTTU.id- Krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) NTT semakin mengkhawatirkan dan berdampak langsung pada layanan transportasi publik.
Minimnya pasokan di SPBU memaksa armada bus perintis milik Damri untuk mengisi BBM dari pedagang eceran (pertamini) demi tetap melayani delapan rute vital di daerah terpencil.
Manajer Operasional Pemasaran DAMRI TTU, Sugianto Gaos, membenarkan kondisi tersebut.
Ia mengungkapkan, selain tantangan infrastruktur jalan yang rusak, keterbatasan BBM menjadi momok baru yang mengancam kelancaran operasional bus yang menjadi tumpuan masyarakat di pelosok TTU.
"Harapan kami ada perhatian dari pemerintah, terutama kondisi jalan. Karena ini bukan saja trayek Damri, tapi semua kendaraan umum yang melintas. Keselamatan penumpang adalah prioritas utama kami," kata Gaos, menyoroti urgensi situasi tersebut.
Pihak Damri terpaksa mengambil langkah darurat dengan membeli BBM eceran yang harganya relatif lebih mahal untuk memastikan mobilitas warga tetap terjamin.
"Situasi ini tentu saja berdampak pada beban operasional perusahaan,"Tandasnya.
Gaos merinci, delapan trayek rintisan yang terpaksa beroperasi dengan pasokan BBM seadanya tersebut meliputi:
Terminal Kefamenanu-Napan-Noelelo-Oepoli
Terminal Kefamenanu-Wini-Ponu-Motadik
Terminal Kefamenanu-Noemuti-Naob
Terminal Kefamenanu-Maurisu
Terminal Kefamenanu-Kefamenanu Inbate
Terminal Kefamenanu-Oekolo
Terminal Kefamenanu-Sipi-Bokis
Terminal Kefamenanu-Eban-Oepoli
Pasokan BBM yang stabil di SPBU sangat dibutuhkan untuk menjamin layanan transportasi publik yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat TTU
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait
