Meski demikian, sorotan publik tetap kembali ke satu pertanyaan: mengapa Gibran dan Kaesang tidak hadir? Dalam politik, seringkali ketidakhadiran berbicara lebih keras daripada kehadiran, dan kali ini, publik seakan menemukan bahan baru untuk membaca peta kekuasaan yang sedang bergerak.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait