KUPANG,iNewsTTU.id-- Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana (UNDANA) kembali menorehkan sejarah akademik dengan sukses menyelenggarakan The 4th International Conference on Animal and Human Medical Science (ICAHMedScience) 2025 di Kupang, Selasa (26/08/2025).
Mengusung tema “Evidence-Based Approached in One Health: Bridging Human, Animal, and Pharmaceutical Science”, konferensi ini mempertemukan akademisi, peneliti, praktisi, dan pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk membahas isu-isu mutakhir di bidang kesehatan manusia, kesehatan hewan, hingga farmasi.
Pendekatan One Health yang diangkat menekankan pentingnya kolaborasi lintas disiplin untuk menjawab persoalan global, mulai dari penyakit zoonosis, resistensi antimikroba, hingga inovasi farmasi modern.
Acara dibuka resmi oleh Rektor UNDANA, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, bersama Dekan Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan, Dr. dr. Christina Olly Lada, M.Gizi, serta Ketua Panitia, dr. Deif Tunggal, S.Ked, Sp.An-TI.
Dalam sambutannya, Rektor menegaskan bahwa seminar internasional ini bukan sekadar forum diskusi akademik, melainkan wadah penting untuk menguji riset agar dapat diterapkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
“Hasil kegiatan ini tidak hanya berhenti pada perbincangan, tetapi akan didokumentasikan dan dipublikasikan dalam jurnal. Tugas kita adalah bagaimana gagasan ilmiah ini bisa dipahami pemangku kebijakan, lalu dipoles menjadi bahasa populer agar dimengerti masyarakat. Konsep One Health mengajarkan bahwa persoalan kesehatan tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Misalnya stunting, itu bukan hanya soal gizi, tapi juga terkait kemiskinan dan faktor sosial budaya,” tegas Prof. Maxs.
Ia juga menyoroti rabies yang hingga kini masih menjadi ancaman di Kupang.
“Rabies itu penyakit lama. Cara mengatasinya sederhana, cukup dengan komitmen masyarakat untuk mengandangkan peliharaan mereka. Jika taat, persoalan ini bisa terselesaikan,” tambahnya.
Hadirkan Pembicara Internasional
ICAHMedScience 2025 menghadirkan sejumlah pakar dunia, di antaranya:
Prof. Dr. Santad Wichienchot (Prince of Songkla University, Thailand) – Prebiotic and Probiotic in Human and Pet Foods.
- Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt, M.Si. (Universitas Airlangga, Indonesia) – The Role of EGCG from Green Tea as Cancer Chemopreventive Agent.
- Dr. Gillian Marshman, BMBS, FACD (Flinders University, Australia) – One Health and Antimicrobial Resistance.
- dr. Florindo Cardosa Gomes, M.Biomed (AAM), MARS, M.H.Kes (Timorese Catholic University, Timor Leste) – Kesiapsiagaan Menghadapi Wabah Rabies.
Selain sesi pleno, ratusan peserta dari dalam dan luar negeri mempresentasikan hasil riset dalam bentuk oral dan poster presentation, mencakup topik gizi klinis, kesehatan masyarakat veteriner, toksikologi tumbuhan, hingga tantangan zoonosis global.
Dekan Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan, Dr. dr. Christina Olly Lada, M.Gizi, menekankan pentingnya seminar ini untuk membangun sudut pandang universal.
“Tema One Health sangat relevan. Kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, hingga obat-obatan tidak bisa lagi dipandang secara terpisah. Di NTT, kita masih jarang duduk bersama membicarakan persoalan kesehatan. Dengan kegiatan ini, bahasa ilmiah para akademisi bisa diterjemahkan ke bahasa populer oleh para pemangku kebijakan, sebelum akhirnya sampai ke masyarakat,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia dr. Deif Tunggal, S.Ked, Sp.An-TI menambahkan bahwa konferensi ini melibatkan ilmuwan dari berbagai bidang, termasuk kedokteran umum, kedokteran hewan, farmasi, dan pertanian.
“Salah satu isu yang dibahas adalah resistensi antimikroba. Dahulu, obat tertentu bisa langsung menyembuhkan, tapi kini tidak lagi efektif karena resistensi yang berawal dari makanan yang kita konsumsi, baik hewan yang diberi antibiotik maupun tumbuhan yang menggunakan pestisida. Semua itu berimbas pada kesehatan manusia,” ungkapnya.
Konferensi ini tidak hanya menjadi ruang bertukar gagasan ilmiah, tetapi juga membuka peluang kerja sama pendidikan dan penelitian. UNDANA menargetkan terjalinnya kolaborasi dengan universitas luar negeri, termasuk peluang bagi mahasiswa untuk melanjutkan studi S2 dan S3, serta pertukaran pengetahuan terkait isu strategis yang dihadapi pemerintah, seperti rabies dan stunting.
Acara diisi juga dengan penghargaan bagi presentasi terbaik serta penampilan budaya khas Nusa Tenggara Timur sebagai bentuk penghormatan terhadap kekayaan tradisi lokal.
Dengan ICAHMedScience 2025, UNDANA meneguhkan komitmennya untuk menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang berkontribusi pada kesehatan global, sekaligus membawa nama NTT semakin dikenal di kancah internasional.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait