SOE, iNewsTTU.id – Dua peristiwa mencoreng dunia kesehatan kembali mengguncang Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada dua hari berturut-turut. Pertama, Kepala UPT Puskesmas Kapan, Mollo Utara, Makmur Beni Simanjuntak, diduga dalam pengaruh alkohol saat menabrak tiang jaringan Telkom menggunakan mobil ambulans berpelat DH 9038 WD, pada Senin (21/4/2025) pukul 00.00 WITA di depan Kantor UPT Puskesmas Kota SoE, Kelurahan Nohonis.
Keesokan harinya, Selasa (22/4/2025) pukul 16.00 WITA, publik kembali dikejutkan dengan insiden lain. Seorang pasien yang hendak melahirkan dan mengalami pendarahan di Puskesmas Nulle, Kecamatan Amanuban Barat, terpaksa dirujuk ke RSUD SoE menggunakan mobil pikap jual air jeriken. Hal ini terjadi karena sopir ambulans puskesmas tidak merespons panggilan telepon dari petugas medis.
Bupati TTS, Eduard Markus Liu yang dikonfirmasi wartawan menanggapi tegas dua peristiwa tersebut. Didampingi Kadis Kesehatan TTS, dr. Karolina R.A. Tahun, Bupati menyatakan tidak akan mentolerir pelanggaran yang mencoreng nama baik pemerintah daerah.
"Perilaku Kepala Puskesmas Kapan tidak bisa dibiarkan. Pemerintah tidak akan melindungi pejabat yang menyalahgunakan wewenang, apalagi sampai dalam pengaruh alkohol saat bertugas. Kami akan menunggu hasil pemeriksaan dari Dinas Kesehatan untuk menjatuhkan sanksi tegas," tegas Bupati Liu.
Terkait insiden di Puskesmas Nulle, Bupati juga menekankan bahwa kelalaian, apapun alasannya, tidak dapat diterima dalam pelayanan publik, terlebih menyangkut nyawa manusia.
"Saya perintahkan agar Kepala Puskesmas dan sopir dilakukan pemeriksaan. Jika terbukti lalai, sanksi tegas menanti," ujarnya.
Kepala UPT Puskesmas Nulle, Ella Nuban, saat dikonfirmasi via telepon mengaku tidak bermaksud lalai. Ia menjelaskan bahwa insiden terjadi karena sopir ambulans sedang mengikuti ibadah rumah tangga dan tidak membawa handphone, sehingga terjadi miskomunikasi antara tim medis dan sopir.
"Kami tetap memberikan teguran keras kepada sopir. Ke depan tidak boleh lagi mematikan HP atau tidak membawanya, karena pelayanan harus siaga setiap waktu," kata Ella.
Sementara itu, sopir ambulans Puskesmas Nulle, Salmun Hauteas, mengaku lalai karena tidak membawa handphone saat ibadah berlangsung. Ia menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga pasien dan berjanji tidak akan mengulangi kejadian tersebut.
"Setelah ibadah selesai baru saya tahu banyak panggilan dan video pasien dirujuk pakai mobil pikap. Saya benar-benar menyesal dan mohon maaf," ujar Salmun.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait