Maumere, iNewsTTU.id - Aksi demonstrasi yang dilakukan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, berakhir dengan kericuhan.
Aksi ini digelar sebagai respons atas ketiadaan dokter anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) TC Hillers Maumere yang diduga kuat menjadi penyebab meninggalnya seorang ibu hamil beserta bayi dalam kandungannya.
Ketegangan memuncak ketika aparat kepolisian menghalangi massa aksi yang berupaya memasuki gedung DPRD untuk melakukan audiensi dengan para wakil rakyat dan Bupati Sikka. Aksi saling dorong antara mahasiswa dan petugas kepolisian tak terhindarkan, mewarnai jalannya demonstrasi.
Para mahasiswa dalam aksinya membawa sejumlah tuntutan, dengan fokus utama mendesak Pemerintah Kabupaten Sikka dan DPRD setempat untuk segera menghadirkan dokter spesialis anestesi di RSUD TC Hillers Maumere.
Mereka menilai, insiden tragis yang menimpa ibu hamil dan bayinya adalah bukti nyata betapa krusialnya keberadaan dokter anestesi bagi pelayanan kesehatan masyarakat Sikka.
"Masyarakat tidak butuh penjelasan panjang lebar, tapi bukti konkret. Situasi di Sikka saat ini darurat dokter anestesi," tegas Yohan Maro, Ketua GMNI Sikka, dalam orasinya.
Menanggapi aksi tersebut, Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, mengakui bahwa RSUD TC Hillers Maumere saat ini memang tidak memiliki dokter anestesi.
Kendati demikian, ia berjanji akan segera mengambil langkah konkret.
"Sore nanti saya akan melakukan zoom meeting dengan Kementerian Kesehatan untuk meminta penempatan dokter anestesi," ujarnya kepada awak media.
Lebih lanjut, Bupati Sikka menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan dua rumah sakit swasta di wilayah tersebut untuk menerima pasien rujukan dari RSUD TC Hillers Maumere.
Ia bahkan memberikan jaminan bahwa "mulai besok, dokter anestesi sudah ada di Rumah Sakit TC Hillers Maumere."
Meskipun sempat diwarnai insiden saling dorong, situasi akhirnya mereda. Massa aksi kemudian diperkenankan masuk ke dalam gedung DPRD Kabupaten Sikka untuk melakukan audiensi dengan anggota dewan, Bupati, dan Wakil Bupati Sikka.
Dalam pertemuan tersebut, diharapkan solusi konkret terkait permasalahan ketiadaan dokter anestesi dapat segera ditemukan demi mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Editor : Sefnat Besie
Artikel Terkait